Selasa, 23 September 2014

Sore yang Menertawakan kita. Ish.

Sudah sore disini. Kamu yang disana, pasti juga akan sore.
Langitnya kadang memerah, cerah. Duuh, bagus.
Ditambah ada burung-burung yang sengaja berterbangan berlatar gelombang-gelombang awan.
Duuh, kesannya jadi gimana gitu. Bagus dong.
Dan kita berdua menikmatinya.
Meski di tempat yang berbeda.
Meski jauh.
Ya.

Iiih, kasian. Sepasang kekasih menikmati sore yang bagus tadi cuma berteman kangen.
Dari tempat yang berbeda.
Dan si-Sore-nya terkekeh-kekeh melihat dua sejoli itu. Maksudnya kita.
Dasar!
Tahu apa sore itu?! Kuakui ia bagus dalam urusan pemandangan.
Tapi apa dia ngerti urusan perasaan? kuyakin dia tidak!

Jika saja dia tahu, Na.
Yang jauh itu kan sekedar badan. Fisiknya saja. Namun pikiranku tidak.
Pikiranku mengembara bebas ke kamu. Dekat.

Meski kamu bilang aku sedang menggombal, gak apa-apa. Hehee. Biarin.
Kan aku tahu, kamu juga tahu. Bahwa karena itu tugasku.
Kan laki-laki jago menggombal, meski ada juga yang tidak, yang kaku. Mungkin kurang pergaulan.
Tapi lelaki begitu bukan urusanku.
Urusanku ya kamu.
Oiya! anak-anak kita juga harus jadi urusanku. Hampir lupa.
Tadi kukira dunia hanya ada kita berdua. Rupanya rame. Hihihi.

Nah, udah cukup. Ini apa? entah.
Ini puisi? kayaknya bukan.
Lalu? Tak perlu kamu tahu.
Yang perlu kamu tahu...hm, apa itu namanya, hmm..oiya, bahwa aku sekedar sedang rindu.
Mudah-mudahan aku sanggup, gak demam. Hahaha
Dadah...dadaah... :))


Affif
Bandung, 23 September 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar