Tanya Jawab: HAKIKAT MEMAHAMI BARAT
Pertanyaan no. 11: Apa kelemahan dari belajar Islam di Barat?
Kelemahannya ada pada framework
(manhaj)berpikir mereka dalam mengkaji Islam. Dari Prinsip obyekfitas, Islam
dikaji bukan untuk ibadah atau untuk menambah keimanan pengkajinya. Islam dikaji
sebagai ilmu dan ilmu dalam kacamata Barat harus berdasarkan fakta obyektif dan
empiris.
Dalam mengkaji sejarah hadits dalam al-Qur’an, misalnya, mereka berangkat
dari fakta dalam bentuk tulisan. Fakta dalam bentuk yang tidak empiris, seperti
kuatnya hafalan para sahabat Nabi, keshalehan perawi, dan komitmen para Sahabat
dan Tabi’in terhadap Islam tidak mereka jadikan variable.
Dari cara pandang ini mereka tidak percaya mushaf al-Qur’an yang ada sekarang ini persis seperti yang
diwahyukan kepada Nabi SAW, sebab tidak ada bukti-bukti empiris tentang hal
itu. Demikian pula hadits. Selain itu, para sarjana barat adalah
spesialis-spesialis dalam salah satu bidang studi Islam. Artinya, mereka hanya
memahami Islam dari bidang yang ditekuninya.
Jika mereka mengkaji syariat, mereka tidak bisa mengaitkannya dengan
aqidah. Padahal dalam Islam syariat tidak dapat dipisahkan dari aqidah. Karena cara
pandang Barat yang sekuler maka Montgomery Watt, misalnya, menganggap Nabi
Muhammad SAW sangat religius ketika di Mekkah, tapi menjadi sekuler ketika
berada di Madinah. Masih banyak lagi kelemahan studi Islam di Barat.
-Copas dari buku MISYKAT, DR. Hamid Fahmy Zarkasyi-
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar