Rabu, 18 Agustus 2010

DuckRicez!!

Kesan pertama bagi yang mendengar judul diatas adalah” wow, kereenn!! “. Yah, aku tau, kau belum bisa menutupi jatidiri kampunganmu, kawan. Mendengar nama yag agak kebarat2an kau jadi kagum tak kepalang. Kau jadi tak bisa kontrol diri layaknya bertemu dengan Ikang Fawzi atawa melihat langsung kumis mistisnya Rano Karno. Ah, tak usahlah kau malu-malu biawak, mengaku sajalah. Itulah takdirmu.

Tapi tak apa. Aku rada2 suka dengan anak kampungan sepertimu. Agak mudah digiring dan dicerahkan dengan beberapa bualan. Kau cukup menarik kali ini.

Nah, bualan publik agungku kali ini ialah tentang salahsatu tempat sakral dan penomenal yang secara serampangan disebut DUCkRICE. Karena kau anak kampung mari kubantu untuk mengejanya. Ingat, judul diatas dibaca “DAKRAISzz!”, bukan “duk-ri-ce” ya. Hm, bergaya bukan? Hah, agar lidah tak bertulangmu fasih membacanya cobalah kau ulang2 dirumah, setiap kali mencuci kaki menjelang tidur malam.

Mengapa tempat ini begitu sakral nan specziallee? Let’s face it (biar gaya pake bahasa bule dikit hehe), sebenarnya karena ia merupakan salah satu tempat favorit bagi beberapa helai bujang yang telah beriman sejak lahir alias non-mualaf alias dari orangtuanya memang udah muslim sehingga takdirnya hingga kini mereka muslim. Mudah2an mereka banyak2 bersyukur.

Mari kuperkenalkan beberapa helai bujang yang kutahu sayang Ayah-Bunda itu. Agar aman dari jeratan hukum yang berbau “pencemaran nama baik” maka aku akan menggunakan nama samaran untuk mereka. Nah, Posisi mereka diisi oleh, Rahmadi S, S.Si (ia populer sebagai pawang buaya dan pemuda yang giat dalam membela harkat martabat daerah2 tertinggal. Ohya, tak lupa kuberitahukan, ia seorang pemuda yang cukup romantis, lho..=D), Fakhrul R, S.Si ( sekarang ia lihai berbisnis dan bulat-bulat mengkhianati ilmu Biologi yang telah digaulinya semasa di kampus), Andri R, SE, Ak (ia akuntan yang sedang dirudung cinta, sementara ini ia masih menguasai klasemen dalam liga pelepasan status lajang diantara kami). Dokter Maulana I (ia jinak dipanggil Om Mol, dokter muda yang berimajinasi baik, ber-budi pekerti, ceria dan berbakat), Isra S (pemuda yang kerap menjaga ke-cool-an diri alias rada2 jaim, dan aktif di lembaga anti korupsi di Aceh). Tak lupa, Affif H (ah maaf, aku tak mau memberikan keterangan apapun,..hehe).

Hah, sudahkah kau mengenal pemuda2 diatas?kuharap sudah, dan kau tak segan untuk mengingat-ngingat nama mereka. Yah, nggak penting seh, tapi mana tau ntar suatu hari kau akan memerlukannya. Misalnya, lupa bawa duit sewaktu naik labi-labi (angkot). Jadi kau bisa2 pura2 kenal dengan salah satu dari mereka, mana tau jika kau beruntung ternyata ada kernet di Banda Aceh yang sok-sok kenal dengan lajang2 itu. Tapi kau juga jangan terlalu berharap banyak…*hehe*

Mari kembali ke si-topik. Seingatku, Duckrice pertamakali kudengar dari raungan cempreng dokter Om Mol di fesbuk. Ia seenak jidatnya menerjemahkan warung makan “nasi bebek” dengan “duckrice”! I don’t know *lagi2 biar gaya*, apa dia waktu itu dalam keadaan sadar atau mengigau. Aku sungguh tak tahu. Barangkali ia salah minum obat yang seharusnya diberikan ke pasiennya, entahlah. Sebenarnya aku juga sedikit mengkuatirkannya. Kasihan memang.

Di Aceh, Nasi Bebek akan diartikan dengan nasi putih yang berselingkuh dengan gulai bebek sebagai menu. Biasanya tak ada menu lain. Ini tentu berbeda jika kau ke Surabaya. Disana setauku nasi bebek merupakan perselingkuhan antara nasi putih hangat dengan daging bebek yang digoreng kering plus sambal tomat yang dinikahkan dengan terasi. Nah, disinilah rupa-rupa fungsi dari pepatah,”lain padang, lain belalang.”. Maka, berdasarkan Kaidah Pepatah tadi kita bisa mengeluarkan ijtihad pepatah yang baru sesuai dengan kondisi, yaitu; “Lain daerah, lain pula nasi bebeknya.” (hehe lagi teringat Kaidah Ushul bahwa masalah (teknis) dunia dan muamalah berlaku qaidah keterbukaan tanpa batas, sampai ditemukan dalil yang melarang)*.

Lokasi Duckricre yang agak jauh dari keramaian kota dimanfaatkan oleh para lajang-lajang ini sebagai lokasi mengevaluasi “hal-hal” yang penting (tentu saja penting menurut mereka). Rencana dan strategipun bermain licik disitu. Sambil menikmati gulai bebek yang telah empuk** akibat ulah2 tangan manusia, para lajang-lajang ini terus bercengkrama-ramah tetapi tetap kaya intrik dan konspirasi.
Mereka terlihat akrab bercurhat-ria tetapi setiap dialog yang terjadi merupakan ajang saling ukur kekuatan dan kemajuan progress “project” lawan. Masalah “project” ini sangat special dan rahasia tiada bandingan, kawan. Mau tahukah kau “project” apa yang mereka bicarakan? Sabar ya, nanti akan aku bisikkan hanya padamu seorang. Ya, cuma antara kau dan aku saja. *ehem, aku malu*..(hehe,..norakk!)

Secara kasat mata memang pertemuan mereka tak terlihat menegangkan. Ini seperti perang dingin. Diluar adem-ayem tapi sebenarnya di dalam dada masing2 mereka panas dan horror!. Strategi nan lihai diatur sedemikian rupa, sehingga bisa saja beberapa guyonan terlontar tetapi sebenarnya jebakan. Bisa pula terlihat sok serius tetapi tujuannya sedang memancing lawan. Terlihat tertawa2 tetapi ekor mata tajam menyelidik mencari dan mengecek data-data. Tingkah mereka layaknya aksi Spionase gadungan dari Pasar Ikan Peunayong yang sok-sok intelek. Oh Tuhan, mendebarkan memang! membuat nafas keluar masuk dari hidung! (ya-eyalah nafas keluar masuk dari hidong!!,.hehe)

Anehnya, walau demikian adanya, mereka tetap gemar ber-duckrice-ria. Ditengah kesepian akibat melajang yang kronis membuat mereka menikmati pertemuan2 yang mendebar-debar rindu tersebut. Seolah-olah mereka sedang melihat diri mereka sendiri pada masing2 personal yang hadir di duckrice. Mereka seakan melihat dirinya curhat, dirinya tertawa, dirinya yang kuatir. Layaknya sedang berkaca pada kenyataan diri masing2…

Pun meski terlihat saling sikut untuk mendahului menyelesaikan “project”, sebenarnya pertarungan merekapun bermakna fastabikul khairat alias berlomba-lomba dalam kebaikan. Ah, menarik memang.

Eh, iya ya! bukankah tadi aku berjanji akan membisikkan “project” apa yang sedang mereka bicarakan padamu? Kau ingin tau bukan?hm,,baiklah, aku akan jujur padamu, tapi ini cuma rahasia diantara kita saja ya?pejamlah matamu, dan mohon engkau berjanji padaku…(hahaha gak tahan atas kegombalan diri sendiri! Emang kita lagi ngomongin apaan siiih??,.hehe hancoorr!). Ehem, sebenarnya “project” rahasia yang sedang mereka rencana2kan adalah “project MSA”!!.

Hah?? Apaaaaahh??! Kau tak tahu apa itu MSA?? Aje gilee, maafkan, aku lupa bahwa kau-lah anak kampung yang tak tau bahwa Anang dan KD telah bercerai itu. Baiklah.

“Project MSA” i-itu,..(aku gugup)...*jreeng-jreeng-eng-ing-eng!*,.. i-itu,.a-a-adalah: “Project Menggenapkan Setengah Agama”!!.

Sekian.

Affif Herman
Lueng Bata, 4 Ramadhan 1431 H/14 August 2010

*Ada Qaidah Ushul yang menjelaskan 2 hal. Pertama dalam kaitan dengan ritual dan seremonial yang berlaku adalah attauqif wa’l Ittiba’ (berhenti pada contoh dan bergerak mengikuti perintah). Yang kedua seperti yang telah disebutkan diatas, yang berhubungan dengan muamalah dan teknis keduniaan.

**bocoran sakti; kudengar2 cara untuk melempukkan daging yang alot katanya direbus dengan air teh atau direndam dgn air cuka sekitar 30 menit.

9 komentar:

  1. pertamax dulu... bacanya ntar *sok sibuk mode on :D

    BalasHapus
  2. :D kenapa tidak di tender kan saja projectnya bang? hahahaha

    BalasHapus
  3. k fida:,..hehehe siip...

    maidi:,..kayaknya maidi belom pernah diajak kesana ya??

    BalasHapus
  4. tulisan yang sangat amat berbobot
    tapi saya bingung apa beda bebek dengan angsa *lho?
    EYD tolong diperbaiki *wah,maaf saya terbiasa formal

    Anda bolehlah minta pertolongan Wali Kelas yang periang untuk memperbaikinya (baca: Bapak R.h Fitriadi)
    lalu teruslah berbual melalui tulisan-tulisan unik yang ditaburi ushul fiqh
    demikian petuah sakti singkat saya di tengah kesibukan yang menggunung
    Saleum,

    BalasHapus
  5. tahu saja bang afif, memang blm pernah bg, sdh 7 thn lebih tdk makan nasi itek :D, tapiii kalau mau di ajak ya tafadhal hehehe, mumpung masih "sendiri" qiqiqiqi

    BalasHapus
  6. ya syaikh...sungguh menggugah tulisanmu ini...seakan memaksaku untuk menodongmu meneraktirku jajanan untuk berbuka puasa....sungguh fenomenal penamaan duck rice itu...pastilah dokter om mol itu orang yang sangat bersahaja dan ber-budi pekerti seperti yang engkau haturkan dalam hikayat di atas...pastilah ia merupakan pujaan banyak orang...titipkan salamku jika engkau berjumpa dengannya ya syaikh

    BalasHapus
  7. ade kepala suku kaderasi:,..hahaha anda sangat benar, saya memanglah spesies lelaki yang kurang beradab terhdap norma2 EYD itu,...mhon kiranya bantuan ke depan bersama wali kelas yang periang itu,...=))

    maidi:,..hehehe "mumpung masih "sendiri"",..cuit2,,,

    BalasHapus
  8. sekarang ia lihai berbisnis dan bulat-bulat mengkhianati ilmu Biologi yang telah digaulinya semasa di kampus.........
    inikah sebuah pengkhianatan boy.......???
    kalo demi cita dan cinta aku sepakat..

    BalasHapus