Sabtu, 14 Agustus 2010

Bualan Lelaki



(Dilengkapi dengan Tips dan Trik Membual Terkini, sangat bergaya!!)

Harga 1 Mayam emas 24 karat pada saat aku menulis ini 1,07 juta rupiah, lalu, apa hubungannya dengan tema kita kali ini?maka dengan tanpa merasa berdosa kukatakan bahwa tidak ada hubungan apa-apa (??? Maaf kawan).

Kawan, ada pepatah leluhur yang populer di masyarakat kita, mohon kau perhatikan barang sekejap,“Bualan di seberang lautan tampak tapi bualan di depan mata tak tampak”. Pepatah lainnya yang tak kalah populer adalah,”akibat nila setitik rusak bualan sebelanga”.

Aha, Apakah kau terkesima dengan pepatah-pepatah tadi?Mungkin diantara kalian akan ada yang sok kritis dan akan cuap sana-sini protes serta bersiap-siap memberikan komentar cacian kepadaku agar segera memperbaiki pepatah tersebut. Tapi apa peduliku. Kali ini aku akan sangat egois alias seenak perut menggunakan pepatah tadi. Semoga tidak ada yang kehilangan nyawa atau di PHK akibat kekeliruanku mengutip pepatah di atas, apalagi kalau sampai ada yang melapor ke polisi bahwa aku telah melakukan pencabulan terhadap pepatah-pepatah tadi. Sungguh, si pelapor tak berhati.

Sebelum menyelam terlalu dalam ke pembicaraan “bualan”, maka sedari dini aku akan sedikit merepet, bahwa dalam kesempatan yang langka dan sangat kau harapkan ini, mungkin aku tidak akan mengikuti kaedah berbahasa Indonesia yang benar dalam menerjemahkan arti kata “bualan”. Karena, jujur, aku tak paham kaedah bahasa Indonesia yang benar itu seperti apa. Hasilnya, aku akan mencampur aduk sesuka hati dalam menerjemahkan kata tersebut dengan kata-kata yang sejenis, semirip dan sekembar mungkin dengan kata yang lain. Jadi, mohon kau membacanya dengan tekun dan sangat teliti tiap helai kata yg kutulis ini, agar kau tak merepet di kemudian hari. Dan tentunya agar kau menjadi semakin membuncah rindu untuk bertemu denganku. Ehem.

Hm baiklah, tentu kau akan mengira-ngira-kangen mengapa aku berbicara tentang “bualan” kali ini. Tulisan ini merupakan sebuah bentuk keprihatinanku akan menurunnya tingkat kebualan para remaja dan orang dewasa saat ini, terutama dan paling utama serta sangat utama bagi para perjaka dan non perjaka. Padahal kita, para lelaki, dituntut keras memiliki kapasitas bualan yang cakap, lihai dan norak-menawan.

Memang ada beberapa bujang yang cukup terampil dan berbakat dalam berbual, tetapi mereka malah sering tidak memperhatikan isi dan kaedah berbual yang benar dan romantis. Pun terkadang bualannya tidak diiringi inovasi dan miskin kreatifitas, sehingga materi bual-nya menjadi berulang-ulang dan mudah ditebak, hasilnya bualannyapun menjadi membosankan.

Yang lebih mengagetkan, ada juga yang menggunakan bualan tanpa menggandeng etika, sehingga bualannya sangat minus dari nilai-nilai moral alias belum bermoral. Ini sebuah fakta kemunduran yang serius dalam dunia perbualan. Tentu kita prihatin.

--00--

Berbual tidak sembarang makhluk mampu untuk melakukannya, ia memerlukan imajinasi yang kuat, cepat, norak-mempesona, egois dan spontan. Berbual tak bisa asal-asalan, sungguh tak bisa. Seorang pembual dituntut mampu melihat situasi apa dan dimana ia berada, sehingga ia bisa mengeluarkan bualan yang mecing*hehe bahasa inggris hancor* alias cocok dengan kondisi saat itu, tidak hanya me-too alias ikut-ikutan saja.

Pembual juga dituntut melihat kapasitas intelektual atau wawasan dari audiensnya, tentu ia juga harus pandai memilih kata dan kalimat yang tepat, sehingga bualannya mudah dicerna, norak dan tak memalukan. Bahkan beberapa pembual malah dipaksa harus berani menikahkan bualannya dengan anekdot, teka teki, cerita rakyat atau cerita-cerita humor yang menurutnya sekufu dan telah baliq. Tujuan pernikahan tersebut ya tak lain agar menghasilkan keturunan bualan yang baik dan mencerahkan. Nah, mungkin kau sedikit mulai faham, bahwa tak semua orang dilahirkan menjadi pembual dan tak semua pembual mengerti mengapa ia dilahirkan.

Jangan pula kau sampai memandang remeh bualan, kawan. Sebagai lelaki yang aktif berkembang biak didalam masyarakat sudah barang tentu kita akan menghadapi berbagai permasalahan dengan spesies yang berbeda-beda. Sehingga, kecerdasan sosial plus stok bualan sangat diperlukan disini. Asal kau tahu, bualan sangat berkhasiat digunakan dalam lobi-lobi politik, disela-sela diplomasi dengan masyarakat Gampong, rapat-rapat Tuha 4, rapat pemuda Gampong, dalam menyemarakkan seminar-seminar, dalam diskusi-diskusi, dalam bisnis, di saat kongkow, di warung-warung kupi, di dayah-dayah setelah mengaji, dimesjid-mesjid setelah shalat Jum’at, yang intinya bualan ini adalah untuk meringankan, mengakrabkan dan menyenangkan suasana.

Bualan-bualan ringan juga bisa kau pergunakan untuk membuka pembicaraan, untuk merayu, menghibur teman yang dirudung duka atau cocok juga digunakan sebelum memulai pekerjaan berat. Tapi mohon jangan digunakan pada ibu hamil, bayi bawah lima tahun dan pada acara-acara takziyah orang meninggal dunia. Aku tak mau bertanggung jawab.

---00---

Penting juga kau catat
, sebagai lelaki, tentu akan ada takdir dimana kita akan berduet dengan perawan yang dibolehkan oleh agama untuk dibawa pulang kerumah. Maka akan ada waktu-waktu dimana hati lelah dan pikiran jenuh sehingga perlu dihibur dengan sedikit bualan. Juga akan datang saat-saat dimana kita akan marah atau ingin berkata kasar kepada si-kekasih hati, tetapi sebagai lelaki aku berpikir, bahwasanya kita harus mampu mengalihkan makian menjadi rayuan atau cemberutan menjadi senyuman menggoda *ngakak sendiri, merasa sok tau*.

Kita juga dituntut serius agar membuat si kekasih titipan Tuhan tersebut tersenyum manis bahagia, sehingga sedikit menghiburnya yang telah lelah melayani dan menjaga harta kita. Nah, dalam kasus ini tak lain dan tak bukan, maka si lelaki harus siap dan mampu untuk berbual di depan perempuan penyejuk matanya itu.

Membualkan tentang bulan, bintang, atau bualan-bualan lainnya yang bisa membuat kekasihmu tertawa-tawa dipelukanmu *ngakak, merasa norak tapi gk peduli*. Ah bukankah membahagiakannya adalah salah satu bentuk patuh terhadap perintah Tuhan?berbual noraklah dengan mengatakan ia-lah rembulan, ia-lah yang lebih pantas jadi presiden, ia-lah bunga Tulip di hatimu atau ternyata dia-lah satu-satunya wanita termanis di dunia. Atau bahkan ia lebih eksotis dari Great Barrier Reef di pantai timur Australia, atau bualan norak lainnya yang ia senangi. Katakan saja. jika ia tersenyum malu tak tertahan, maka aku sebagai lelaki mengangkat dua jempol untukmu, engkaulah lelaki pembual norak pujaannya nomor 1.

Ehem, tapi sedikit kuperingatkan kalau beberapa paragraf diatas ini khusus dibaca oleh mereka-mereka yang telah dihalalkan Tuhan untuk berbual berdua, selain dari mereka aku berlepas diri. Karena Tuhan yang sedang ku sembah tak mengizinkan hal tersebut. Kalau kau belum menikah tapi terlanjur membaca paragraf ini, ya sudah, itu takdir namanya. Nasibmu sedang beruntung.

---00---

Di provinsi Yunnan, daerah Shillin, Cina Barat Daya ada daerah mengagumkan yang dikenal dengan “Hutan Batu (Stone Forest)”. Disini, batu bebatuan seolah-olah tumbuh menjulang layaknya sebuah hutan. Dengan baik hati photo “hutan batu” tersebut kusajikan di profil artikel ini.

So, Apa pula kaitannya Hutan batu ini dengan pembicaraan kita?maaf, lagi-lagi dengan sedikit merasa berdosa kukatakan tidak ada hubungan apa-apa dengan pembicaraan kita kali ini. Aku sekadar ingin merusak konsentrasimu saja, agar tak terpengaruh dengan paragraf di atas barusan, ehem, mari kita kembali ke jalan yang benar.

Nah, bagi yang tak memiliki bakat membual tak usah bersedih hati, bermuram muka apalagi sampai mengurung diri berhari-hari nggak mau keluar dari kamar, “idiih, jangan lebaaayy,..” kata anak ABG jaman sekarang.

Simaklah, membual kadang memang tak dibawa dari lahir, tapi, kau ingat-lah pepatah ini,“hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai”, intinya kalo mau kaya hemat-hemat, kalau mau pintar ya belajar, dan kalo mau istri ya nikah!...eh??,.ehem, fokus,..fokus,..!!. maksudnya adalah, bahwa segala sesuatu bisa dipelajari asal ada kemauan. Mudah bukan?.

Oke, bagi kau yang ingin meningkatkan kapasitas membual dan bercita-cita menjadi pembual ulung, ada beberapa hal yang menurutku harus kau persiapkan sejak usia dini, antara lain;

Pertama, kau harus rajin dan gila membaca. Ini bertujuan agar kau menghasilkan bualan yang bermutu tinggi dan layak untuk dibualkan di pasaran. Dengan membaca kau-pun memiliki referensi bualan dari berbagai Negara, berbagai orang, dan antar jaman. Membaca sangatlah penting, sangat-sangat-sangaaaaaat penting.

Membaca menjadi basic (baca: besik..hehe) dalam berbual. Disini kau akan berkenalan dengan aturan dan etika2nya, kau akan tahu yang orang lain tidak tahu. Membacapun meningkatkan ke-menawan-an-mu berlipat-lipat (entahlah, aku melihat, orang yang suka membaca itu lebih menawan). Dan yang pasti juga akan membantumu melahirkan bualan yang norak-kangen, inovatif dan kreatif.

Contoh bacaan yang harus kau baca terlebih dahulu sebelum berbual, seperti; Fiqh al-Akhlaq wa al-Mu’amalat baina al-Mu’minin (Musthafa al-‘Adawy), Ushulil Iman (Syaikh Utsaimin), Al-Halal wal-Haram fil-Islam (Yusuf Qardhawi), Fiqh al-Lahwi wa At-Tarwih/Fiqih Hiburan (Yusuf Qardhawi), Shirah Nabawiyah dan fiqh Sunnah (pengarangnya siapa ja bisa), ditambah dengan buku-buku umum lainnya.

Ingat, ini cuma basic dan setelah kau membaca ini maka silahkan kau membaca buku yang lain sesuai dengan bidang yang kau sukai. Semoga kau menjadi pembual yang disegani lawan kelak dan sayang ibu-bapak.

Kedua, perbanyak bertanya dan berdiskusi dengan senior pembual terdekat di kotamu berada. Minta petuah dari mereka, perhatikan bualan-bualan mereka, traktir mereka, isi bensin sepeda motornya, suapin mereka saat makan, kecup kening mereka sebelum tidur, nyuci piring dirumahnya, dan rajin-rajinlah menyapu dirumahnya,..mana tau setelah itu akan terlihat kau lebih berbakat menjadi pembual atau pembatu!!.

Ketiga, jangan pernah malas untuk berlatih di rumah. Buat jadwal latihan sebelum tidur dan sebelum gosok gigi. Setelah bangun pagi langsung berlatih melihat matahari agar tatapan semakin tajam-meradang dan merayu-sendu. Latih juga gerak tangan, posisi badan, pakaian, sisiran rambut, dan jangan lupa persiapkan beberapa lembar rupiah dikantong. Rupiah itu akan berfungsi jika suatu saat bualan-bualanmu nggak laku alias garing, maka mentraktir pendengar adalah salahsatu cara untuk mengembalikan harga diri yang terhempas berserak di tanah. Tapi ingat, kau harus tetap tabah dan kuat untuk terus menerus berlatih mencoba.

Keempat, jangan segan dan canggung untuk mengikuti kursus-kursus, training atau seminar-seminar membual. Contoh tema-tema yang sering diangkat pada seminar-seminar membual seperti; “Pemberantasan Korupsi sebagai bentuk pembelaan atas kesejahteraan rakyat”, “diskusi Publik: memeratakan tingkat pendidikan dan kesejahteraan di Indonesia”, “Menuju Indonesia yang bermartabat dan maju” dan tema –tema sejenis ini.

Aku sarankan kau agar mengikutinya karena di seminar-seminar ini akan hadir pembual-pembual ulung dari berbagai instansi dan departemen. Pembual-pembual ini telah menguasai berbagai ilmu bual tingkat tinggi, berseragam mempesona, sangat elegan, sangat wangi, kebanyakan berkumis dan sangat manja. Bukan seminar sembarang itu.

Kelima, jadi diri sendiri (hargai kelebihan dan kekurangan diri) dan jangan terjebak dengan penampilan orang lain, apalagi terjebak trend. Intinya jangan sampai hal-hal sepele itu membebanimu. Yang harus kau ikuti itu cuma Nabi, camkan, cuma Nabi.

Dan juga Ingat, kelebihan dan kelemahan yang kau miliki adalah hadiah Tuhan dan itu sudah bertakdir. Bisa jadi kelemahanmu merupakan salah satu rahasia Tuhan untuk membuat kau lebih bahagia, jangan pernah kau ragukan Tuhan kita kawan, kita ini tak tahu apa-apa.

Ke-Enam, rajin-rajin menabung en menyapu rumah,..(eh????)

Aku kira itu saja yang setidaknya perlu kau ketahui, sisanya akan kau dapatkan dalam praktek dan pengalaman di lapangan kelak. Yang penting setiap bualan yang kau lahirkan harus menjaga etika, aturan-aturan gampong, tidak jorok atau cabul, tidak merendahkan harga diri sodara seiman, tidak membuat anak-anak dibawah umur sesat alias mengandung kedustaan yang fatal kecuali kebohongan yang sudah diketahui kebohongannya, seperti kisah-kisah fiktif yang sejatinya orang udah tahu itu cerita bohong-bohongan.

Setelah berbual kau juga dituntut untuk bekerja keras, semakin besar bualanmu maka harus semakin besar kerja-kerjamu. Juga harus dijaga agar bualan tidak menyimpang dari kaedah berbual yang benar terutama kaedah “jangan berbual dengan hal-hal yg menyangkut hal-hal prinsip dalam agama karena bisa berefek fatal di akherat kelak”, kupikir perlu kau camkan hal ini sambil tak lupa berharap bertatap muka denganku.

Kawan, kini sudah pahamkah kau tugas beratmu sebagai lelaki?aku harap demikian. Sebagai motivasi dariku ingat-ingatlah pepatah super ini, “malu bertanya maka berbual di jalan”,..aiih sungguh kata-kata motivasi berbual yang beribawa bukan,…
Agar orang-orang Yahudi tahu bahwa dalam agama kita terdapat kelonggaran. Sesungguhnya aku diutus dengan agama yang lurus dan toleran.” (HR. Ahmad)

Lelaki_boemi_Affif Herman, kajhu 4 Rabiul Awal 1431 H/19 Feb 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar