Hari Minggu, 18 September kemaren. Lagi itu saya namanya santai sama si-istri, nonton acara kulinernya Trans TV. Oh sambil ngobrol-ngobrol juga sama si-istri yang manis yang bukan bidadari itu. Iya, maklum, istri saya asli manusia, alhamdulillah. Kami ngobrol ini-itu macam-macam sambil nonton. Sambil ketawa-ketawa juga. Sambil saya rayu-rayu norak juga. Untung saja si-istri gak muntah-muntah mendengar rayuan saya itu...#hehe. Ya maklum lagi ya, namanya juga pengantin baru hampir sekitar 7 bulan jadi ya begini perangainya. Rada-rada mentel.
Konon sekonon-kononnya, selagi kami khusyuk ngeliatin si-Ari Galih lagi pamer ilmu masaknya di acara masak-masak Harmoni Alam eh datang si-iklan. Eh rupanya iklan Google Chrome. Iklan baru ini ya. Yah, yang pasti ini iklannya baru pertama kali saya itu melihat. Si-istri juga baru pertama kali lihat katanya.
Iklan itu adalah dia yang menceritakan tentang seorang ayah yang membikin sebuah akun Gmail untuk anak perempuannya. Dan Dani kusuma sang ayah itu mengabadikan dan mengirimkan setiap momen dari anak perempuannya itu yang masih kecil ke akun Gmail tadi itu dan berharap nanti suatu saat anaknya akan membacanya. Sejenak, saya menjadi dia yang terdiam melihat iklan tersebut. Si-istri juga terdiam dia. Ah, sok kompak ni si-istri.
Iklan itu bagus sekali rupanya. Menyentuh. Apalagi sewaktu ayahnya mengetik kalimat terakhir di bagian akhir iklan itu. Setelah menutup momen-momen yang dialami anak perempuannya yang masih kecil itu diakhirnya ia nulis begini kira-kira, “Dani Kusuma, Ayah”. Gila, saya merasakan betul ‘feel’ di kata “ayah” itu. Bikin merinding. Mantraaappp!
Sedetik iklan itu habis, spontan saya dan si-istri yang baik itu sepakat bilang bahwa itu iklan bagus sekali. Kami senyum-senyum senang dengan iklan begitu. Dan saya saat itu menjadi dia yang dalam hati teringat Ayah saya. Dan saya menjadi didatangi itu yang namanya rindu. Dan saya menjadi bersedih hati. Karena saya menjadi dia yang tak mungkin bertemu meski sedang rindu sekali pada satu-satunya lelaki yang saya panggil Ayah itu.
Affif, Banda Aceh, 18 September 2011
Sedang malam, sedang teringat Ayah.
akhir-akhir ini, di dunia yang saya lihat juga sedang bertebaran virus ayah. Apakah ini bagian dari konspirasi global? Saya menemukan Tarbawi edisi ayah (yang sebenarnya sudah lama terbit), melihat video tentang ayah yang sangat mengharukan di blog baiquni, dan juga sekarang ada iklan Google Chrome tentang ayah? Woo =__=
BalasHapusade: hehe2...iya juga sih, akhirnya dunia telah terbuka mata dan hatinya agar lebih memperhatikan nasib kami para kaum ayah...kami selama ini sering hanya dipndang sebelah mata, didengar sebelah telinga, dihirup sebelah hidung dan dipinggirkan... bahkan sampai tak perlu dirayakan "hari"nya, seperti adanya "hari ibu", "hari anak", atau "hari batik"..oh sungguh kasihan kan kami ya, ade ya? iya.
BalasHapusDan inilah, ditengah maraknya revolusi maka saya pikir para kaum ayah juga harus segera tersadarkan dan harus segera turun ke jalan untuk satu kata!!...revolusi!!....hidup ayah!! mati zionist!! hancur kapitalis!!!....#lho?...lho?!...hehe2