Jumat, 31 Desember 2010

Johan B Bastian, ST.

Wow, apakah ini adalah sebuah nama tokoh nasional? Bukan. Tokoh kecamatan? Bukan. Tokoh lorong? Bukan juga. Ataukah nama seorang maling? Bukan..bukan. Apakah nama seorang pemuda yang hobi membawa lari anak gadis orang? Atau seorang artis yang nggak laku-laku kah? Nama bengkel? Oh, bukan..bukan. Jadi? Apakah ia seekor tumbuhan??hehe iya, sejenis lumut yang membuat gatal-gatal gitu mungkin… Bukan hai, bukan.

Johan Bastian ini sebenarnya merupakan sebuah nama salon, eh bukan, maksudku ianya adalah nama seorang pemuda. Ia dulunya merupakan salahsatu seniorku di teknik, cuma ia berasal dari suku jurusan teknik kimia, sedangkan aku dari jurusan yang paling keren dan paling mantrraap, yang tak lain tak bukan adalah jurusan Teknik Sipil!! (hehe).

Johan Bastian ini laki-laki kurus semampai, trendi, modis, sedikit hedon dan pragmatis. Suka beli buku tapi gak dibaca dan terpaksa aku yang harus mewakilinya untuk membaca buku-bukunya,.*hehe hore. Dia penggemar Sherina dan Agnes Monica, meskipun jelas-jelas Sherina dan Agnes nggak peduli sama dia sedikitpun, cinta yang bertepuk sebelah kaki gitu-lah. Qur’an sakunya sering –sengaja- tertinggal di mushalla sehingga ntar kalo udah dirumah ada alasan kalo nggak ngaji lagi…parah-parah. Tapi tajwidnya bagus lho, mungkin karena dulu pernah ikut Tahsin dan Tahfidz gitu di mushalla KID di depan Fakultas MIPA. Dari mulutnya sendiri sih kudengar katanya dia ngaku anak yang cerdas, rajin dan ganteng…tapi kalo menurutku hm,..hm,..gimana yah,..aaarrgghh bingung apakah aku harus berkata jujur atau berkata fakta?,..*hahaha sori bang Jo.

Beliau yang mentel dan penggemar fanatik apapun yang berwarna merah (dari baju, jam, topi, tas, kaos kaki, dasi, celana, jaket, dll) ini sekarang sedang sok-sok kuliah S2 di Pasca sarjana Unsyiah, kalo gak salah ngambil jurusan Manajemen. Katanya biar ntar karirnya di Perusahaan BUMN PIM Aceh bisa mulus, licin mengkilat, hingga bisa tergelincir menjadi manejer PIM suatu saat nanti…*Aamiin7x. Sip-sip, mantrraap, maju teros Jo!.

Aku berkenalan dengan Johan Bastian di mushalla Sektor Timur (sektim) Komplek Perumahan dosen Universitas Syiah Kuala. Waktu itu aku masih nge-kost di sektim, sedangkan beliau memang makhluk penghuni asli sektim karena bapak dan ibundanya merupakan dosen di Fakultas Teknik dan Mipa. Gara-gara Ayahanda dan Ibundanya menikah maka Allah -melalui mereka berdua- memberikan mereka rejeki dengan menghadirkan bayi bernama Johan B. Bastian yang sekarang sedang berniat dan berusaha mencari muslimah yang bersyarat harus punya mobil Jazz ini. Syarat yang aneh.

Johan Bastian ini sering kupanggil dengan panggilan “bang Jo” atau “Jo” atau “ lu” atau “qe” atau “antum” atau “ko” atau “bro” atau “sis”, tergantung suasana hati. Beliau ini termasuk salah seorang yang membuat aku sangat rajin merepet ke beliau, dari hal-hal yang super nggak penting sampai ke hal-hal yang gak penting-penting kali…hehe.

Dulu bujang ini juga pernah ngaji atau aktif di halaqahnya PKS di Banda Aceh, tapi sekarang nggak lagi. Yah, katanya di Lhokseumawe nggak ada kawan untuk pergi halaqah…*hahaha alasan yang aneh untuk seorang yang telah ikut sebuah gerakan da’wah. Oh iya, Johan Bastian jika melawak sering terasa “garing” dan malah mendekati hambar, sehingga aku sering bingung apakah harus ketawa garing -sebagai penghormatan- mendengar ceritanya atau harus ketawain Johan Bastian-nya.

Aku tak akan bercerita panjang lebar sejauh apa sudah kami berteman, karena terlalu panjang ntar. Tentunya proses yang kami jalani itu naik-turun, dari hal-hal yang membuatku marah/ jengkel/ emosi, sampe hal-hal yang juga baik-baik. Dari I’tikaf akhir Ramadhan di mesjid kampus cuma berdua, memprovokasi beliau untuk putusin pacarnya sehingga aku dibenci oleh para gadis-gadis belia di lettingnya, sampe manjat-manjat kampus teknik kayak maling -karena terkurung- untuk bisa shalat shubuh berjamaah…hehe.

Terlepas dari itu semua, yang ingin kuberitahukan adalah menurutku Johan Bastian adalah salah seorang manusia yang pantas untuk dijadikan teman. Johan bastian ini sejatinya orang yang baik dan baik, ia itu memiliki “baik” diatas rata-rata. Ia orang yang tak memiliki kepentingan apapun dalam pertemanan, selain menikmati “rasa” pertemanan itu saja. Meski kadang-kadang suka ngomel dan nyesal-nyesal sendiri namun ia tipe lelaki yang berhati lapang dan mudah menerima yang baik-baik.

Jika mengacu pada perkataan Umar bin Khatthab ra, maka aku telah berurusan dengan Johan Bastian ini dalam urusan uang, telah melalui perjalanan dengannya dan telah menginap beberapa hari bersama beliau. Sehingga Johan bastian ini juga termasuk salah seorang yang membuatku iri dalam hal “terlalu baik”nya dia, apalagi selama ini ia mampu berhadapan denganku yang keras kepala, sok tau, banyak ngomong, menjengkelkan, nggak mau kalah, sering nggak mau tau, pembual dan egois…. *Prokk,..prokk,.salut..salut,.terimakasih77x untuk kesabarannya bg jo…=))

Aku memang termasuk yang barangkali tidak cocok dan kurang bersepakat dengan pilihan dan gaya hidup Johan Bastian, namun kupikir-pikir itu adalah pilihan sadarnya untuk hidupnya yang harus aku hormati dan hargai selama tidak bertabrakan dengan prinsip-prinsip agama yang kutau. Ah bukankah ini pula kenikmatan pertemanan itu, yang tidak seharusnya selalu sama dan seragam. Sebagai teman dan sodara se-iman yang keras kepala barangkali aku cuma bisa mengingatkan dan mendoakan beliau semampu diri saja. Semoga Allah memberkahi setiap gerak langkah hidupnya…Jakallahu Khairan.

“Ya Rabb kami, janganlah Engkau condongkan hati kami pada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Mahapemberi (karunia).” (Ali Imran: 8)


Kajhu, 30 Desember 2010.
Affif Herman bin Herman Hanif bin Hanifuddin Ali bin Teuku Muhammad Ali bin Teuku Muhammad Din bin Teuku Lon bin Teuku Lampou-u bin Teuku Bentara Balee bin Teuku Bentara Sumbrang.

1 komentar:

  1. hmmm,,,pengen kenal lah sama yang namanya Johan B Bastian, ST
    pasti orangnya sangat menarik y!!?

    BalasHapus