Senin, 08 November 2010

Bingung bikin Ngapain sedang

Sabtu ini punya hari. Hari ini masih dibikin pagi. Pagi itu tandanya matahari masih ramah. Kubilang ramah itu bermaksud dingin. Dingin itu kumaksud tidak panas. Kau jangan banyak tanya, jangan manja.

Duduk aku sendiri disitu. Dimana?diteras rumah. Dimana itu? Di kajhu. Siapa yang bertanya “dimana?” tadi? Aku tadi yang bertanya. Aku duduk diteras karena memang aku mau duduk di teras. Terus, mengapa sendiri?kupikir tak usah kubahas mengapa aku sendiri. Karena aku juga tak mau membahas mengapa aku mendapati sendiri sehingga masih sendiri.

Aku sedang bingung. Yang sedang bingung itu aku. Mengapa aku sedang bingung?sedang bingung mengapa aku juga belum tahu. Perlukah kubahas mengapa aku bingung sedang?sepertinya tidak usah dibahas saja, karena aku sedang bingung harus membahas apa yang membuat aku sedang bingung. Kau sedang juga bingung? Plis jangan sok-sok sedang kompak. Maksudnya sedang kompak bingung denganku.

Akibat bingung aku menjadi sedang melamun. Yang sedang melamun itu saya. Saya itu sama dengan aku. Dan dalam sedang melamun kubikin otak mencari kegiatan. Dan kegiatan itu menyebabkan kuambil hape yang ada pulsa. Dan hape yang ada pulsa mengakibatkan aku bisa mengirimkan SMS ke beberapa kawan. Kubikin hidup hape. “Bikin hidupkan” seolah-olah terdengar aku bisa bikin hidupkan apapun. Padahal aku cuma bisa bikin hidup dan mati pada tivi, hape, kompor, radio atau leptop. Hidup-mati itu On-Off bahasa Inggrisnya. Mengapa On-Off?itu aku bukan punya urusan. Sehingga tak perlu kubahas.

bro, rampok bank Muamalat Lampriet yang di depan Haba CafĂ© yokk??” Itu aku yang memijit tombol-tombol hape, yang mengakibatkan keluar kata-kata dilayar hape. Mengapa memijit hape bisa akibat keluar huruf-huruf?tak perlu kubahas. Tak perlu kubahas mengakibatkan kau meremehkanku karena kau anggap aku tak tahu apa-apa bukan?iya aku sebetulnya memang tak tahu. Yang tak tahu itu saya. Saya itu sama dengan aku. Mengapa aku tak tahu?karena aku tak tahu. Sehingga kayaknya tak perlu kubahas.

Kupijit “Sent”. Mengakibatkan kalimat diatas hilang. Dan terkirim. Dan kalimat itu sampai ke hape kawan yang ku tuju entah dimana sekarang dia. Dan siapa yang kutuju yang mengakibatkan kalimat itu dibaca olehnya?banyak. Banyak itu berarti rame. Rame itu lebih dari 2 orang manusia.

Dan smsku dibalas. “ente sakit kepala, bro??” itu kalimat yang masuk ke hape saya. Saya itu aku. Yang bikin balasan itu kawanku. Dari kawan salahsatu yang kukirim tadi. Mengapa kalimat itu bisa masuk ke hapeku yang tak punya jendela dan pintu?terus terang aku tak ambil pusing. Karena aku sedang bingung. Karena sedang bingung itu membuat bingung. Mengakibatkan aku tak tahu mengapa kalimat dari kawanku bisa masuk ke hapeku.

Aku pijit dia Sms lagi. Maksudku, aku membalas Sms untuk kawanku lagi. Bukan aku adalah “Pijit” dan dia adalah “SMS lagi”. Masak sampe ke ayat itu harus kuajarin.

Kantor gubernur dijual gk?”. Sent.

Klik. Itu bunyi hape waktu kupijit. Kuberitahukan kau agar tak heran. Agar kau tahu. Dan agar kau tak bertanya-tanya. Dan menyebabkan kau mengira aku orang baik-baik. Dan menyebabkan kau menyampaikan ke calon istriku bahwa aku sehingga beliau juga mengira aku orang baik-baik saja. Normal-normal saja. Dan menyebabkan aku tersipu-sipu siput.

Menyebabkan ada yang membalas smsku. Ada yang tidak membalas akibat mencium aku mulai tak beres. Yang tak beres itu aku dituduhnya. Ya sudah, aku kasih bikin tabah diri meski dituduh. Akibat kukasih tabah maka aku sehingga sabar. Sehingga sabar membikin aku senyum-senyum. Mengapa aku senyum-senyum itu karena memang aku mau senyum-senyum. Inilah diriku dan itulah diri kamu. aku disini kamu disitu. Aku ini-itu. Kamu itu ini.

Aku ini-itu. Kamu itu ini. Menyebabkan kamu tak boleh memaksaku untuk sama sepertimu. Aku hidup berlatar berbeda denganmu. Ayah-Bundaku bukan Ayah-Bundamu, termasuk nenekmu bukan juga untukku. Sehingga aku tak mesti harus bikin se-pemikiran denganmu selalu. Tak mesti berpakaian seragam denganmu selalu. Tak mesti se-partai, se-kelompok, se-organisasi denganmu selalu. Sehingga kita bukan robot yang harus selalu sama. Yang kumaksud disini muamalah saja. Bukan Akidah. Jangan sampai menyebabkan sehingga kau salahsangka.

Sakit hati makanya kadang datang ketika kita terlalu mengharapkan orang lain harus sama seperti kita. Maksudnya kita suka menuntut orang lain harus begini-begitu. Ketika itu tak tercapai dan tak diikuti, kita punya hati marah suka. ”Mengapa kau tak ikuti kata-kataku?!! itu kau salah, ini kau salah!!” begitu kita jika marah berkata. Marah bikin kita hati suka benci. Benci bikin kita amal suka tidak adil. Kita bikin diri tak adil akibat karena mereka tak sepaham, tak sepemikiran, tak se-ras, tak se-partai, dan karena akibat tak,.tak,.tak,.yang lain. Sehingga kita benci sering.

Mari aku lihat diri sendiri itu. Kamu lihat kamu itu sendiri. Di kaca rumah masing-masing. Akibat bukan dari api kita dibuat maka bolehlah marah tak usah jika sedikit berbeza. Akibat dari air hina kita punya awal dicipta maka bolehlah sedikit bijak berendah diri. Jika aku benar maka kau belum tentu salah. Sehingga kau salah maka aku belum tentu benar. Maka indah pula pelangi Allah yang bikin itu berbeda warna bukankah. Warna warni kita sering sebut namanya itu.Seperti taman bunga juga. Indah sekali bukan dibuat-buat.

Aku baiklah demikian saja sedang bingung. Bingungku sedang ini mudah-mudahan tak membuat Menteri Perekonomian menjadi kuatir bimbang dan ragu. Kuatir dan bimbang karena belum ada lowongan Menteri untukku. Mudah-mudah Menko tak bunuh diri merasa bersalah akibat tak bisa membalas jasaku. Menyebabkan dia menjadi menteri karena aku memilih presiden saat pemliu. Presiden terpilih menyebabkan dia menjadi menteri. Menyebabkan dia merasa punya hutang padaku karena aku yang memilih presiden, karena aku rakyat. Oya, pak Menko, jika tak bikin sibuk, mohon salamku kirimkan ke Sekda Propinsi Kaltim. Siapa Sekda Propinsi Kaltim itu?sepertinya tak perlu kubahas. Karena aku sedang bingung. Dan menyebabkan aku tak tahu siapa sekda itu.

Dan pak Menko, mari kita berdoa, mudah-mudahan orang miskin di dunia bisa segera makan 3 kali sehari. Dan bisa ada waktu liburan dengan istri dan anak-anaknya. Dan ada waktu ngajarin anak-anaknya shalat dan mengaji. Dan bisa membeli pakaian bagus untuk istri dan anak-anaknya. Dan anak-anaknya bisa ikut les ini-itu. Terimakasih ini-itu saja aku kasih tulis. Aku bikin jari berhenti mengetik. Mengapa?tak perlu kubahas.

Salam perdamaian! Salam TVRI!!


Affif Herman bin Hanifuddin Ali bin Herman Hanif
07 November 2010/Kajhu dibikin nama punya desa, entah mengapa desa ini berada di propinsi Aceh. Takdir.

Lg teringat gaya tulisannya Pidi Baiq di bandung, dan jd pengen lagi kesana. Kesana lg itu ke kebun Stroberi maunya. Maunya poto2,..hehe.

Kubuat laptop mati. Klik. Begitu bunyinya…=D

5 komentar:

  1. duduk di teras rumah...teringat diskusi masalah ikan kolam dan ikan tambak, fuiihhh...sabar..sabar

    BalasHapus
  2. Benar-benar bingung yang sungguh parah. Saya harus membacanya berkali-kali untuk tahu apa yang bisa saya ambil dari postingan ini. So far so good. Tetap menulis.

    salam,
    Riza Lingkarpena

    BalasHapus
  3. Maaf, Pak Lelaki-Boemi..
    agaknya settingan tanggal dan jam di blog Anda sedikit kacau. Mungkin bisa diperbaiki jika ada waktu luang :)

    BalasHapus
  4. b jo: hehehe,..aku ditakdirkan untuk melatih kesabaranmu bang,...

    BalasHapus
  5. riza:,..hihihi,..iya, kayaknya ni blog juga lagi bingung,..siipp, akan diperbaiki jika blognya mau,..tq

    BalasHapus