Senin, 08 November 2010

Bintang dan Bulan.

Kuperhatikan bulan malam itu.

Dan terpikir,

Aku bertanya padaku.

Tahukah kau, mengapa bintang tak pernah melarang kepergian rembulan?

aku tak tahu.

Sepertinya bintang sengaja.

Oh ya? Sengaja bagaimana maksudmu?

Iya, ia sengaja ingin merasakan nikmatnya penantian untuk bertemu rembulan lagi nanti.

Aku belum mengerti.

Ia sengaja melahirkan penyakit kecamuk menahan-nahan rindu untuk dirinya sendiri.

Apaaa??

Ini perpisahan yang direncanakan.

Untuk merindukan sebuah perjumpaan…



Affif Herman/suatu malam di kajhu.
(huff mudah2n ini tergolong dalam puisi,..hehe)

4 komentar:

  1. stelah baca2 sndiri, kayaknya ini puisi yang aneh dan gagal,...

    BalasHapus
  2. iya,..makin dibaca makin aneh,,..makanya waktu org FLP minta dikumpulin tugas puisi gk gue kumpulin,..(wooooowww,...pake "gue" kayak anak babe-mame di jakrte,..hehe)

    BalasHapus
  3. sayang sekali. Anda terlalu cepat menghakimi karya Anda sendiri.

    BalasHapus
  4. kau salah mengukur dirimu fif...(ecek-eceknya suara pak anis matta)

    BalasHapus