(Co-Pas dari majalah #$%56 *lupa pulak namanya..maafkan aku*)
Abdullah bin Muhammad berkata, “Aku pergi menuju tepi pantai untuk ribath. Tatkala aku tiba di tepi pantai, tiba-tiba aku tlah berada di sebuah datran lapang. Dan di dataran itu terdapat kemah yang di dalamnya ada seorang laki-laki yang bunting kedua tangan dan kedua kakinya, dan pendengarannya telah lemah serta matanya yang telah rabun. Nyaris tak satupun anggota tubuhnya yang berfungsi selain lisan, orang itu berkata,” Ya Allah, tunjukilah aku agar aku bisa memuji-Mu sehingga aku bisa menunaikan rasa syukurku atas kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan Engkau sungguh telah melebihkan aku diatas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan.”
Demi Allah aku akan mendatangi orang ini, dan aku akan bertanya kepadanya bagaimana ia bisa mengucapkan perkataan ini, apakah ia faham dan sadar dengan apa yang diucapkannya itu?, ataukah ucapan itu merupakan ilham yang diberikan kepadanya?.
Akupun mendatanginya, mengucapkan salam kepadanya, lalu kukatakan kepadanya,”Aku mendengar engkau tadi berdoa seperti itu, maka nikmat manakah yang telah Allah anugerahkan kepadamu sehingga engkau memuji Allah atas nikmat tersebut?? Dan kelebihan apakah yang telah Allah enugerahkan kepadamu hingga kau mensyukurinya??”
Orang itu berkata,”Tidakkah engkau melihat apa yang telah dilakukan oleh Rabbku kepadaku??Demi Allah, seandainya Dia mengirim halilintar kepadaku hingga membakar tubuhku, atau memerintahkan gunung-gunung untuk menindihku hingga menghancurkan tubuhku, atau memerintahkan laut untuk menenggelamkanku, atau memerintahkan bumi untuk menelan tubuhku, maka semua itu tidak mempengaruhi aku kecuali semakin membuatku bersyukur kepadaNya, karena Dia telah memberikan kenikmatan kepadaku berupa lidah (lisan)ku ini.” (Kitab ats-Tsiqqaat, Ibnu Hibban)
Tahukah Anda, siapakah orang itu? Dia adalah Abu Qilabah, yang meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik, sehingga dalam kitab-kitab hadits namanya melekat dengan Anas bin Malik ra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar