Jumat, 20 Mei 2011

Surat ke-sekian...


Dengan nama Allah. Dia Maha Pengasih. Dia Maha Penyayang. Jika Dia menghendaki bahwa kamu akan menikah denganku, maka sesungguhnya Dia Maha Kuasa sehingga mudah bagi Nya untuk terjadilah yang demikian itu.

Oh Muna, hari sedang sabtu ini lagi. Sedang malam lagi, padahal kemarin dia sudah datang juga. Matahari entah kemana dia, sudah malu-malu lagi ketemu malam, selalu begitu. Selalu begitu matahari itu, dasar pemalu. Sudah pukul 21.10 WIB kata jam tangan saya yang entah kenapa bermerek sama dengan jam tanganmu. Pasti biar kita dibilang sehati gitu. Oh pasti kamu mau bilang saya gombal kan? Hehe, iya sih.

Ini saya masih di meja kerjaan sedang ngobrol bareng laptop, kertas-kertas yang membandel dan tentu saja malam. Oh ya, ada pulpen juga. Ada kipas angin juga. Masih pakai celana tadi pagi. Masih pakai kaos oblong hitam bertuliskan “Solong Coffee”. Dan kamu pasti masih di RSUZA di Banda Aceh kan? Aku tahu itu, karena kamu yang memberi tahu. Tadi pagi kawan-kawan saya disini rame, tapi sekarang sudah pergi entah kemana mereka. Mungkin mereka sudah di rumah untuk beristrirahat atau ngegosip di rumah tetangga atau sedang dibodohi oleh sinetron Indonesia yang tak pernah masuk akal atau sedang ke warung kopi atau sedang kemana pun, kan tidak perlu kamu tahu, Muna.

Hm… terus, maksud tulisan ini apa ya, ah, terus terang saya juga nggak tau mau nulis apa. Hehehe.


Meulaboh, selesai menurut jam tangan di pukul 21:32 WIB, 20 May '11


Affif Herman
Imam sangat Besar Perkumpulan Suami Nusantara Bersatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar