Layaknya pemuda muslim di Aceh lainnya setelah shalat jum’at kami berburu makan siang yang mantap secara tempat (maksudnya view yang nyaman), mewah secara rasa, dan yang terpenting harus tipis secara rupiah alias MURAHHH sekaliii!! Syarat “murah” ini menjadi sedemikian mutlak dan tak bisa diganggu-gugat oleh para perjaka yang sedang rajin menabung seperti aku dan kawan2 ini.
Singkat cerita, kami telah berada pada rumah makan pilihan yang telah lulus disensor oleh syarat2 diatas tadi..hehehe. Nah, di rumah makan tersebut ada beberapa aquarium ukuran sedang berukuran panjang kurang lebih 50 cm dan tinggi 60 cm. hah, kau tau-lah perjaka merana norak semacam aku ini mendekati salah satu aquarium tersebut dan melihat dengan senyum2 sendiri ikan2 mungil brwarna warni dgn perut kembungnya. Entahlah aku tak tahu, apakah ikan2 tersebut perkumpulan ibu2 hamil yang ditinggal suaminya yang sedang mencari makan dilaut lepas. Atau barangkali itu adalah ikan2 yg hamil diluar nikah trus diasingin kepusat rehabilitas biar gk stress. Ah, yang pasti perut2 mereka kembung.
Kuikuti gerakan2 merayu mereka yg melenggak lenggok kesana kemari di depan kaca aquarium tersebut dengan hati riang gembira, seolah2 mereka mengajakku berenang bersama mereka. Aih2, genitnya ikan2 ini kupikir.
Namun, ketika pandanganku beralih agak kedasar aquarium aku melihat seekor ikan hitam kecil yang kepalanya rada2 mirip ikan gabus. Ikan ini juga ada pada setiap aquarium yang ada dirumah makan itu. Setiap aquarium pun cuma terdapat satu ikan yang nggak gaul ini. Ikan ini juga bisa lengket dikaca kerana diperutnya ada bulatan seperti penyedot di WC sehigga ia bisa berdiri dikaca memanfaatkan tekanan udara disitu. Ikan ini tidak begitu menarik perhatian. Selain tidak populer dan tidak enak dipandang mata harganya juga murah dipasaran. Ahh mungkin karena itu pula ia minder dan hanya berdiam diri disudut atau didasar aquarium seperti anak yang kuper di sekolah2 dasar.
Tetapi yang sedikti perlu kau ketahui adalah, ikan yang tak dipandang inilah yang membuat kaca dan air di aquarium bersih. Dalam diam2nya ia memakan lumut2 penyebab air keruh dan kaca kabur. Mungkin memang ia tak dipandang oleh para pengunjung rumah makan, tetapi berkat usahany pengunjung dapat melihat dengn jelas ikan2 hias yg berwarna warni dengan jelas. Ia jua tak pernah disanjung puji oleh penikmat aquarium, layaknya ikan2 lain yang terus2an dipandang, dikomentari, dikagumi, dan disenangi oleh pengunjung lain. Tapi toh ia tetap tak peduli, ia tetap saja melaksanakn tugasnya setiap hari.
Hm,..aku saat itu sedkit melamun berpikir bahwa didalam kehidupan kita yang bernama manusia ini juga terdapat hal yang mungkin serupa. Ada manusia2 yang terus bekerja dan beramal tanpa terlihat oleh sorotan popularitas dan pujian manusia dan ia tetap bertahan. Malah mungkin ia lebih banyak berbuat dan bermanfaat daripada yang saban hari muncul di televisi2 dengan retorika ini-itu tapi nihil karya. Ini juga mengingatkan aku akan perkataan Nabi yakni sebaik2 manusia adalah yang bermanfaat.
kisah ikan tadi juga serupa dengan budak hitam di Baghdad yang doanya agar hujan turun akibat kemarau panjang dikabulkan Allah. Padahal ulama seluruh Bagdad pada saat itu telah berkumpul untuk berdoa meminta hujan namun tak berhasil hingga doa si-budak tadi yang terkabul.
Wallahu’alam
Uhmm Great & Wonderfull story, openingnya sangat simple dan gaya bahasanya juga asik, tapi makna, pesan moral yang disampaikan daleem banget..tidak menggurui tapi kekuatan setiap kalimat mampu membuat siapa saja yang membacanya akan meluangkan waktunya, sesibuk apapun dia, meski hanya lima menit u intropeksi, bercermin pada diri sendiri...belajar bahwa justru org yg selama ini kita tidak anggap justru mereka yg menjadi pemeran di balik layar yg mmebuat sebuah film menjadi sukses...sekali lagi sangat menyentuh hati dan membuat saya tertegun...terimakasih karena saat saya membaca cerita ini justru menjadi penyejuk dan bahan renungan u selalu mensyukuri dan mencintai semua mahkluk ciptaan Allah,apapun bentuk fisiknya..
BalasHapusKakak kok berfikir.. ada yang rancu ketika affif bilang sedang menikmati dan "melihat dengan senyum2 sendiri ikan2 mungil brwarna warni dgn perut kembungnya" .. jika menilik dari alibi sebelumnya.. datang ke rumah makan dengan perut keroncongan ...kk lebih percaya klo' dalam hati mu ada perasaan menggila melihat ikan2 yang buncit dan segar lalu membayangkan sedapnya mereka klo dibakar dan dimakan pake sambal kecap ..wkwkwkwkwkwkwk....
BalasHapusk fida:,...wakakakakak,...yg kembung kan perut ikannya kak,....tapi apa ikan kembung tu enak klo dibakar kak???
BalasHapusto bluebottledolphin1028:,..hm benar,.kadang penilaian kita trhdp org lain hanya trjebak oleh penampilan saja,....=D
BalasHapusKalau ga salah, itu yang namanya ikan sapu-jagat ya? :D
BalasHapusMenarik juga ketika dianalogikan degan manusia yang ikhlas beramal tanpa sorotan popularitas. Menyentuh.^^ Semoga kita bisa seperti itu.
Dan seperti yang dikatakan orang bijak, kita bisa belajar kapanpun dari apapun jika hati kita 'jeli' melihat sekitar.
/tapi fif, intro-nya memang lawak li kata2nya/ :))
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus"apakah ikan2 tersebut perkumpulan ibu2 hamil yang ditinggal suaminya yang sedang mencari makan dilaut lepas. Atau barangkali itu adalah ikan2 yg hamil diluar nikah trus diasingin kepusat rehabilitas biar gk stress."
BalasHapusKocak abis yg saya quote diatas hehehe