Sabtu, 20 Februari 2016

Bukan maling bunga

Kulihat bunga itu mekar
Bagus sekali
Di salah satu bagian taman mesjid Salman
Terpikir untuk memetiknya
seperti biasa yang kulakukan jika melihat bunga di mesjid manapun
lalu tentu saja ingin kuhadiahkan kepadamu, duhai nona Muna.
biar seperti di film-film Bangladesh atau di drama-drama Kamboja
dan kamu ketawa-ketawa, tapi sambil mata melotot
terus protas-protes mengapa daku menyolong bunga dari mesjid! katamu
Kamu tak setuju tapi tetap saja menerima bunga itu.
Hehehe.
Mungkin dalam rangka menghargai usaha dan perasaanku
Duuuh, terima kasih sudah mau mengerti

Duhai, daku tak mencurinya
bunga di mesjid itu diperuntukkan untuk ummat
dan aku merupakan bagian dari ummat.
berarti boleh dong kupetik, kan? kan? kan? Boleh, dong.
Tapi, asalkan pengurus mesjidnya nggak tahu.

Kamu boleh saja tak setuju dengan alasanku, duhai
Tapi sini kuberi tahu satu hal penting
Jika bunga itu tak kupetikkan untukmu
Terus, apa guna bunga diciptakan, Na?


Bandung, 20 Feb 2016

4 komentar: