Selamat malam, Muna. Ah atau
selamat pagi, wahai Muna yang sedang dimana. Itu terserah kapan kamu senang membaca
karya ilmiahku ini. Saya tidak apa-apa, terserah kapan Muna mau datang kemari
untuk baca-baca. Apa maunya kamu sedang suntuk lalu kemari. Atau kamunya sedang
senang lalu singgah kemari. Ndak apa-apa, yang penting kamu mampir dan
baca-baca curhat ilmiah saya. Apa sih yang enggak buat kamu, Muna. Bintang
Bulan juga bakal kuambilin jika saja kamu mau. #Hahaa, uhuuuy...guling-guling
sendiri di padang rumput.
Kutulis ini saat sudah
jam 00.41 WIB, dimana si Aisyah udah tidur disana, diatas kasur. Biar gak
digangguin, soalnya nulis karya ilmiah yang beginian kan harus fokus masyuk,
Na. Gak sembarangan waktu bisa, apalagi sambil jagain Aisyah yang lagi sok
sibuk-sibuknya ngutak ngatik laptop saya. Bisa-bisa saya mati gaya untuk
menggombal. Dan bisa-bisa ke depan reputasi dan ratingku sebagai penggombal
ulung turun drastis dimata kamu. Heuheu. Jadinya seperti kata pepatah
modern,”Apa guna memesan mie bakso tapi baksonya udah habis”. Atau juga seperti
pepatah lain juga bilang, “Apa guna memesan sate, tapi satenya habis, cuma
tinggal lontongnya”. Sia-sia, Na.
Hambar.
Hehee, udah jarang nulis
surat cinta yang mentel-mentel sih akhir-akhir ini. Maaf beribu maaf, Muna.
Saya sayangnya sedang dilalaikan bulat-bulat sama kerjaan ini itu. Ah dasar
saya memang begitu, gak tau diuntung, padahal di Bumi sama kamunya kan cuma
sebentar, tapi malah malas bikin surat buat kamu. Heuheuheu.
Padahal ngomong-ngomong
saya udah banyak di kepala yang mau ditulisin tapi belum kesampaian. Eh, apa
saya bikin buku tandingannya Asma Nadia itu aja, ya? Buku yang Catatan hati
Yang Cemburu itu, curhat-curhatannya para istri. Jadi saya bikin tandingannya,
yakni kumpulan curhatan para suami. Wkwkwk, judulnya lagi dipikirin apa gitu yang
mentel dan marketable. #“Marketable” itu
apaan sih? Market = Pasar, Table = meja. Meja pasar? Suwer, abang cuma sok nulis aja tadi. Hahaa. Rosaaak anak muda!
Buku ini saya kira penting,
wahai Muna. Baik bagi para suami maupun bagi para istri yang ingin memahami
suaminya. Soalnya kami lelaki ini kadang agak ego dikit, merasa lebih gimana
gitu daripada istrinya. Seolah-olah kami gak pernah dan gak boleh salah,
padahal nyatanya banyak salah. Dan buku ini harus menjadi pelajaran bagi para
suami dimanapun mereka berada. Diharapkan dengan mengkhatamkan buku yg berisi
kisah-kisah nyata para suami-suami di nusantara ini maka perangai-perangai
suami seperti yang sok paten sama istri, ego tinggi, mau menang sendiri, gak
tanggung jawab, kurang peka, berperilaku seenak jidatnya, merasa lebih tinggi
dari istri dan lain-lain, akan segera berkurang. Sehingga di masa yang akan
datang para suami se-nusantara menjadi suami-suami yang disegani di kancah
international. Dan otomatis akan tercipta sebuah generasi suami yang madani,
mandiri dan kuat dalam bingkai NKRI. Hahahaa. Geli sendiri ngebayangin buku ini
hancornya gimana. Dan besar kemungkinan gak bakalan best seller dah. Wkwkwk.
Hm, udahan yah, maunya
ngelanjutin membual lagi, cuma mata saya udah susah disogok sama kopi ini.
Dasar tukang tidur. Udah hampir jam 2 pagi, wahai Muna yang baik. Terimakasih
atas kemauanmu untuk membacanya, iya, itu karena kamu telah paham bahwa membaca
itu baik. Makanya kamu datang kemari. #Hihihi,
iya sih membaca itu baik, tapi bukan bacaan yang begini juga kalee! Heuheu..
Hei Muna, aku kirim salam
ya, tentu saja itu salam sayang. Syukran ya atas waktunya yang habis direpotkan
oleh saya, jangan kapok. hehee. Baarakallah say...:D
Affif-Genk Motor AJI/02 Agustus 2013
Lagi di dikamar, emang mau dimana lagi malem2 begini? :D
haha, ngekeh bacanyaa bang
BalasHapusTika: hehee...asal ngekeh2nya gak di tengah malem....kasian tetangga. Hahaa
BalasHapus