Belum. Belum bisa kujelajahi kamu dulu sementara ini. Jangan, jangan sekarang, kawan. Sedang kunikmati menjelajahi buminya Allah ini. Sabar lah, biar nanti kucoret kembali tubuhmu, yang oh, sekarang rasanya sepi sekali disini. Nanti aku akan kembali....dadah, jangan kangen. :D
01 Nov 2013
Oh, ditulis ketika sedang asik2nya bernafas.
Jumat, 01 November 2013
Senin, 05 Agustus 2013
-Judul: Masih dipikirin. Ini coretan tentang apaah?!-
Selamat malam, Muna. Ah atau
selamat pagi, wahai Muna yang sedang dimana. Itu terserah kapan kamu senang membaca
karya ilmiahku ini. Saya tidak apa-apa, terserah kapan Muna mau datang kemari
untuk baca-baca. Apa maunya kamu sedang suntuk lalu kemari. Atau kamunya sedang
senang lalu singgah kemari. Ndak apa-apa, yang penting kamu mampir dan
baca-baca curhat ilmiah saya. Apa sih yang enggak buat kamu, Muna. Bintang
Bulan juga bakal kuambilin jika saja kamu mau. #Hahaa, uhuuuy...guling-guling
sendiri di padang rumput.
Kutulis ini saat sudah
jam 00.41 WIB, dimana si Aisyah udah tidur disana, diatas kasur. Biar gak
digangguin, soalnya nulis karya ilmiah yang beginian kan harus fokus masyuk,
Na. Gak sembarangan waktu bisa, apalagi sambil jagain Aisyah yang lagi sok
sibuk-sibuknya ngutak ngatik laptop saya. Bisa-bisa saya mati gaya untuk
menggombal. Dan bisa-bisa ke depan reputasi dan ratingku sebagai penggombal
ulung turun drastis dimata kamu. Heuheu. Jadinya seperti kata pepatah
modern,”Apa guna memesan mie bakso tapi baksonya udah habis”. Atau juga seperti
pepatah lain juga bilang, “Apa guna memesan sate, tapi satenya habis, cuma
tinggal lontongnya”. Sia-sia, Na.
Hambar.
Hehee, udah jarang nulis
surat cinta yang mentel-mentel sih akhir-akhir ini. Maaf beribu maaf, Muna.
Saya sayangnya sedang dilalaikan bulat-bulat sama kerjaan ini itu. Ah dasar
saya memang begitu, gak tau diuntung, padahal di Bumi sama kamunya kan cuma
sebentar, tapi malah malas bikin surat buat kamu. Heuheuheu.
Padahal ngomong-ngomong
saya udah banyak di kepala yang mau ditulisin tapi belum kesampaian. Eh, apa
saya bikin buku tandingannya Asma Nadia itu aja, ya? Buku yang Catatan hati
Yang Cemburu itu, curhat-curhatannya para istri. Jadi saya bikin tandingannya,
yakni kumpulan curhatan para suami. Wkwkwk, judulnya lagi dipikirin apa gitu yang
mentel dan marketable. #“Marketable” itu
apaan sih? Market = Pasar, Table = meja. Meja pasar? Suwer, abang cuma sok nulis aja tadi. Hahaa. Rosaaak anak muda!
Buku ini saya kira penting,
wahai Muna. Baik bagi para suami maupun bagi para istri yang ingin memahami
suaminya. Soalnya kami lelaki ini kadang agak ego dikit, merasa lebih gimana
gitu daripada istrinya. Seolah-olah kami gak pernah dan gak boleh salah,
padahal nyatanya banyak salah. Dan buku ini harus menjadi pelajaran bagi para
suami dimanapun mereka berada. Diharapkan dengan mengkhatamkan buku yg berisi
kisah-kisah nyata para suami-suami di nusantara ini maka perangai-perangai
suami seperti yang sok paten sama istri, ego tinggi, mau menang sendiri, gak
tanggung jawab, kurang peka, berperilaku seenak jidatnya, merasa lebih tinggi
dari istri dan lain-lain, akan segera berkurang. Sehingga di masa yang akan
datang para suami se-nusantara menjadi suami-suami yang disegani di kancah
international. Dan otomatis akan tercipta sebuah generasi suami yang madani,
mandiri dan kuat dalam bingkai NKRI. Hahahaa. Geli sendiri ngebayangin buku ini
hancornya gimana. Dan besar kemungkinan gak bakalan best seller dah. Wkwkwk.
Hm, udahan yah, maunya
ngelanjutin membual lagi, cuma mata saya udah susah disogok sama kopi ini.
Dasar tukang tidur. Udah hampir jam 2 pagi, wahai Muna yang baik. Terimakasih
atas kemauanmu untuk membacanya, iya, itu karena kamu telah paham bahwa membaca
itu baik. Makanya kamu datang kemari. #Hihihi,
iya sih membaca itu baik, tapi bukan bacaan yang begini juga kalee! Heuheu..
Hei Muna, aku kirim salam
ya, tentu saja itu salam sayang. Syukran ya atas waktunya yang habis direpotkan
oleh saya, jangan kapok. hehee. Baarakallah say...:D
Affif-Genk Motor AJI/02 Agustus 2013
Lagi di dikamar, emang mau dimana lagi malem2 begini? :D
Selasa, 14 Mei 2013
Aisyah, tanpa judul.
Aisyah, ayah sekarang sudah bersama pukul 0.31 WIB. Ini kata
orang udah masuk ke waktu pagi meski di luar masih gelap, Aisyah jangan
terkecoh. Ditambah lagi hampir semua orang sedang terlena dengan tidurnya,
kecuali hanya mereka-mereka yang kuat dan siap untuk jagain malam. Mungkin
mereka takut bintang dan bulan di langit diambil alien, nak. Kita harus bilang
terimakasih sama mereka yang jagain malam, ya. Usaha mereka patut kita
apresiasi. Meski tiap hari mereka gagal, karena nyatanya malam selalu saja
kabur ketika matahari datang.
Malam ini Aisyah telat lagi tidurnya, udah sekitar jam
setengah 12 lewat baru terkapar. Soalnya Aisyah tadi magrib udah tidur duluan
makanya agak telat bisa ngantuk lagi. Jadinya ayah, Tante Vivi dan paman Rizza
tadi ngawanin Aisyah main-main sampe Aisyahnya kecapekan dan diserang ngantuk
lagi. Dan alhamdulillah taktik itu berhasil. Buktinya sekarang Aisyah udah
lelap syalala.
Sekarang ini hari sabtu. Berarti Ayah udah sekitar 5 hari di
Blangpidie menghirup oksigen bareng Bunda dan Aisyah. Ayah harus balik lagi
nanti ke Banda Aceh untuk apa itu... hm...iya, yang sering disebut orang
sebagai mencari nafkah. Hehe, kan itu salahsatu tugas ayah sebagai ‘khilafah’nya
rumah tangga. Jadinya ya ayah kadang-kadang harus pisah sama Aisyah dan Bundanya
Aisyah. Mungkin 1 minggu, mungkin 2 minggu sekali baru kita bisa ketemu lagi.
Kangen Aisyah itu pasti. Itu kenyataan yang nyatanya gak bisa ayah hindari
meski gak enak.
Aisyah sekarang udah 1 tahun lebih, sedang semangat-semangatnya
jalan kesana kemari sampe baju basah sama keringat. Padahal jalannya
kadang-kadang masih oleng ke kiri - oleng ke kanan. Dan sedang
antusias-antusiasnya liatin makhluk-makhluk hidup yang lain. Aisyah udah tau
nunjuk-nunjukin ke ayah kalo liat kambing atau kucing lewat di depan rumah.
Liat burung dan kelelawar terbang Aisyah juga gitu. Seolah-olah Aisyah lah yang
lebih duluan mengenal mereka daripada ayah. Hehe.
Aisyah juga ketawa-ketawa sendiri kalo liat bebek dan ayam
Nek Nyang makan. Udah ngerti kali juga liat iklan-iklan di TV, meski ayah agak
kurang setuju kalo aisyah terlalu banyak nonton TV. Ini ayah kasih tau, kalo
Aisyah itu paling suka ngeliatin channel “NHK World”nya Jepang. Aisyah bisa
terdiam dan serius liatin program-program disitu. Ayah heran, apa Aisyah ngerti
orang-orang disitu lagi ngomong apaan? Atau sok-sok ngerti aja, mau pamer sama
ayah? Hehee.
Aisyah, jika mencari nafkah ini bukan kewajiban ayah sebagai
suami, in Shaa Allah ayah maunya sama-sama Aisyah aja. Bisa bawa Aisyah jalan
kesana kemari liat kambing, kucing, kerbau, ayam dan bebeknya Nek Nyang di
kampung. Bisa ngawanin Aisyah main pasir ke laut atau ke sungai di Irigasi Blangpidie. Bisa ngawanin Aisyah
ngobrol-ngobrol juga meski Aisyahnya gak ngerti. :D
Ayah berat betul ninggalin Aisyah tiap minggu begini. Sedih rasanya.
Maunya ayah ada sama Aisyah disini tiap hari. Kalo lagi di Banda Aceh ayah
sering mikir Aisyahnya lagi ngapain ya? Lagi main apaan? Udah bisa apa
sekarangnya? Ayah bahkan sekarang ragu-ragu untuk melanjutkan sekolah lagi jika
harus jauh dari Aisyah dan bunda. Ayah sedang terpikir apa sih yang harus ayah
kejar? Apa ini hanya untuk memuaskan keinginan pribadi ayah atau apa? Rasanya egois
sekali jika sampai ayah nelantarin hak-hak yang harus Aisyah dapatkan dari ayah
cuma karena ambisi pribadi ayah semata. Disitulah masih bersarang muara
keraguan ayah, bahkan sampai malam ini ayah belum memiliki alasan yang tepat
untuk menghilangkan keraguan itu.
Rasa-rasanya setiap pulang ke Blangpidie ayah mau minta maaf
sama Aisyah. Pernah memang ayah bilang maaf, eh, Aisyahnya gak peduli, sibuk nunjuk-nunjukin kucing! Belom ngerti! Hehe. Namun satu hal yang Aisyah harus tau, bahwa ayah mencintai
dan sayang sama Aisyah. Selalu besar doa dan harap ayah sama Allah atas
kebaikan dan keberkahan hidup untuk Aisyah.
Hm, nah, udahan dulu malam ini ya, ayah mau coba-coba ngantuk dulu. Selamat istirahat, nak. Jangan kangen ayah, itu berat, biar ayah saja. :D
Blangpidie, 11-Mei-2013
Affif
Kamis, 04 April 2013
E
1.PER-AWALAN
Pada suatu hari, di hari-hari yang pertama kali kelas ini
dimulai. Suasana kelas yang disebut sebagai Kelas E ini begitu rapi, tertib,
dan tenang. Anak-anak rajin ini berkumpul dalam satu kelas yang sebelumnya
mereka impi-impikan dan minta-minta sama Tuhan via doa-doa yang kadang khusyuk
kadang tidak. Meski dengan latar belakang suku, pendidikan dan no hape yang
berbeda-beda anehnya mereka sengaja keliatan belum saling akrab. Padahal mereka
berasal dari satu negara, tapi masih saja sengaja saling jaim-jaim-an. Dan
untuk apa sih mereka menjaimkan diri? Biar terlihat cool dan keren, gitu? Biar
terlihat berkelas dan wibawa, gitu? Hadeuuh, macam gak ada kerjaan lain saja.
Jadinya ya kelas ini menjadi tidak ribut. Adem ayem
sejuk-sejuk gitu. Ngomongpun masih bisik-bisik sana bisik-bisik sini, cukup
terdengar sama kawan ngomong aja. Mungkin beginilah yang dimaksud dengan kelas
ideal masa depan idaman para guru Taman kanak-kanak. Kelas yang di isi oleh
anak-anak rajin, tertib, patuh dan sayang sama orang tuanya masing-masing.
Padahal ini kan jadinya membosankan. Lalu mengapa dipertahankan? Entahlah,
mungkin itu hobi.
Namun Alhamdulillah, seiiring bunga-bunga di taman kantor
gubernur Aceh bermekaran, lama kelamaan kelas ini mulai agak keliatan
belangnya. Beberapa kawan ecek-eceknya mulai mencoba untuk merubah suasana
kelas. Misalnya ada usaha kawan-kawan yang lagaknya seperti boyben seperti Haekal, Fidin, Andi juga Eka yang mencoba
mencairkan kondisi yang beku itu. Saya tentu tidak tau apa modus yang mendorong
mereka untuk berbuat tidak senonoh sedemikian rupa. Karena uangkah? Karena
jabatan kah? Atau karena wanitakah? Entahlah, yang pasti usaha anak-anak muda
yang masih perjaka tersebut patut untuk diberi apresiasi secara mendalam
sedalam-dalamnya.
Jika ingatan saya tidak keliru, dalam amatan saya yang
kurang tajam, sekitar 1,5 bulanan terakhirlah kelas ini menjadi agak lebih
hidup. Anak-anak baik hati nan rajin yang sedang bernafsu merebut uang negara
dengan modus beasiswa ini mulai nyaman dan hangat dalam berkomunikasi antar
sesama. Mereka baru sadar bahwa mereka ternyata dari negara yang sama, negara
Indonesia Raya yang alhamadulillah bagus ini. Meski ini adalah negara yang agak
miskin namun tak mengapalah, apalah arti uang jika tak shalat dan mengaji kata
orang tua jaman dulu.
Di waktu-waktu yang akhir ini jugalah topeng-topeng anak
kelas E ini terbuka satu persatu. Ternyata topeng jaim yang mereka pakai dulu
hanyalah kamuflase belaka. Mungkin itu mereka lakukan sebagai bentuk
kehati-hatian, mana tau di dalam kelas ada maling atau kucing garongnya. Tapi
toh, akhirnya keberadaan maling dan kucing garong di kelas ini tidak terbukti
sama sekali. Karena nyatanya sebelumnya tak ada yang menyangka bahwa di kelas
tersebut malah ada pemuda harapan negara dan bangsa yang baik dan dermawan
titisan indatu seperti Bang Ikramullah-Yi Kwang. Dan siapa juga yg sempat
mengira di kelas tersebut perangai kita malah dimata-matai oleh seorang
psikolog handal abad milenium? Atau siapa pulak yang terpikir si Rena yang
diam-diam macam mata-mata Korea Utara ternyata jago dan lihai bikin kue? Atau
Revie sang duta besar Korea Selatan di Aceh ternyata adalah kristolog yang tak
bisa dipandang sebelah mata dan tak bisa dihirup sebelah hidung?! Atau
bagaimana mungkin ada atlit Tenis meja yang skor toeflnya bikin iri seperti
Husaini di kelas ini? Hadeuuh, banyak deh jika kusebutkan satu persatu.
Intinya, saya ecek-eceknya surprise sekali.
Nyatanya ada banyak orang keren di kelas ini! Wow. Oh my God, jika saja
mereka tau, ke-jaim-an yang mereka bangga-banggakan dulu sebenarnya hanya
membunuh kekerenan mereka. Mudah-mudahan mereka sadar itu dan segera nyatakan
penyesalannya sama saya.
Dan begitulah seterusnya, di minggu-minggu terakhir inilah
satu persatu bintang kelas muncul tak terkendali lagi. Semakin menyenangkan.
Tak masuk kelas sehari jadinya gak enak. Sepi. Hehe.
2.MANUSIA LANGKA, PUNAH JANGAN.
Lalu yang penting kuberitahukan, bahwa dikelas ini ada
bertengger yang namanya Fazar Muhammadin. Adalah dia yang ternyata cukup besar
menyedot perhatian kelas E ini dengan quote “As we know together...” miliknya
yang aduhai fenomenal itu. Lelaki single kelahiran ‘entah dimana’ ini merupakan
salahsatu pejabat teras yang cukup disegani di jajaran Dinas PU di kotanya
disana, namun kurang disegani di Dinas PU Kalimantan Barat karena gak dikenali.
Orangnya unik, jujur, setia, kuat, tidak suka memakai jilbab, nyaris tidak bisa
hamil, taat beribadah dan suka perempuan shalihah. Tipe lelaki yang sangat
tidak di-idam-idamkan oleh para waria, namun dirindu-rindukan oleh para calon
mertua. Bahkan statemen saya itu dibuktikan dengan adanya fakta yang baru saja
saya dapatkan, bahwa status-status fesbuk beliau hanya dipenuhi oleh Ayat-ayat
Allah. Ckckck, jarang lho dia bikin status-status yang berbau duniawi seperti
status-status saya. Jadinya wajar dong jika para calon mertua sering rebutan
untuk menjerat Fazar untuk diberikan kepada anak-anaknya.
Juga yang kurang diketahui oleh publik, bahwa lelaki bermata
dua dan bermulut satu ini ternyata juga senang jalan-jalan dan menggemari
bacaan yang berhubungan dengan traveling. Bahkan beliau menempuh perjalanan ke
Singkil dari Banda Aceh menggunakan sepeda motornya. Ini menegaskan ketangguhan
jiwa kelelakiannya yang tak usah dipungkiri dan diragukan lagi. Sulit kujelaskan
memang, namun intinya Fazar adalah jenis lelaki yang langka, kita selalu berdoa
dan berharap bahwa beliau bisa dijaga dengan baik oleh instansinya. Jika kalian
kasih saya ijin untuk memberikan perumpamaan, maka Fazar ini bagai buah mangga
yang matang di pohon. Atau semacam gula yang ketumpahan madu asli dari hutan
Kalimantan. Rasanya manis aduhai olala. Maka wahai kalian yang disana, jangan
sia-sia-kan kesempatan yang ada ini.
#Perasaan Bab 2 ini kayak lagi marketingin di Fazar
deh...hehe.
3.PERKARA ASMARA
Perkara ini yang juga akhirnya menjadi bagian dari sejarah
kelas E yang berumur hampir setara dengan umur panen jagung ini. Iya, gak salah
lagi, inilah perkara yang telah memakan banyak korban sepanjang sejarah umat
manusia. Perkara yang telah menyebabkan banyak lahir judul-judul sinetron
dengan ribuan episodenya. Hadeuuh, tak salah lagi inilah dia yang namanya
perkara Asmara. Heuheu.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk jatuh
hati? Jawabannya tergantung siapa subjeknya, tak bakalan pernah sama antara
yang satu dengan yang lain. Karena hitung-hitungannya gak pernah matematis, gak
pernah bisa diukur. Karena ini udah masuk ke wilayah hati yang berhubungan erat
dengan perasaan, wilayah yang tak terhingga dan terkadang malah bisa absurd.
Tak ada koefisien yang bisa total mengikatnya, baik waktu maupun jarak. Jika
dicontohkan, makanya terkadang yang terjadi dilapangan memberikan kita fakta
bahwa bisa saja seseorang baru jatuh hati dalam hitungan tahun, atau sebaliknya
tak sampai satu haripun ada yang sudah yakin 100% merasa telah bertemu dengan
jodohnya. Maka intinya sodara-sodara, waktu 3 bulan di dalam sebuah kelas
adalah waktu yang wajar dan cukup untuk akhirnya jika seseorang harus menuruti
dan mengakui perasaannya kepada seseorang. Titik!
Informasi dan data-data dari intelijen saya yang agak-agak
terpercaya akhirnya memberikan gambaran yang jelas tentang fenomena yang
dikenal dikalangan ABG dengan nama “Cinlok” ini. Namun, saya tak akan berbicara
disini terlalu tajam dan dalem, saya tak ingin terlalu mencampuri perkara ini,
soalnya lagi-lagi ini urusan perasaan. Dan setiap perasaan punya haknya
masing-masing. Gak sembarangan orang bisa ikut campur didalamnya. Gelagat luar
yang tampak oleh mata bolehlah saya tebak, namun dalamnya hati terus terang
saya tak sanggup selami. Haha, saya hanya bisa berpesan kepada kawan-kawan yang
terlibat masalah ini,”Tetap fair play dan jaga persatuan kelas...”. Hehe.
4. KE-BERAKHIR-AN
Belum berakhir tentu saja, kita belum berhenti disini. Kelas
E mungkin hanyalah salahsatu langkah yang sedang kita pijakkan dalam perjalanan
hidup yang sebenarnya juga tak panjang ini. Mungkin hanya salahsatu torehan
garis berwarna yang ada dalam sebuah kanvas lukisan hidup yang belum rampung
ini. Pertemuan dengan teman-teman bagi saya pribadi hanya menegaskan bahwa Bumi
semakin menarik saja untuk dijelajahi dan sangat patut untuk disyukuri. Entah
di bagian Bumi yang mana nanti kita kembali dipertemukan Allah, semoga itu
adalah pertemuan yang baik dan menyenangkan. Iya, Insha Allah. Salam dan doa
dari saya untuk kebaikan kawan-kawan, dimana saja kalian berada. Hehe. Semoga
diberkahi Allah. :)
Affif Herman, 3 April '13
#Ketua Umum Partai Persatuan Suami Perjuangan
(PPS-Perjuangan).
Ditulis dengan agak ikhlas dan tergesa-gesa di sela-sela
kesibukan duniawi dalam mengumpulkan dan menghabiskan uang asli. :)
Sabtu, 19 Januari 2013
Aisyah-Ayah
Ini karena Aisyah ayah liat udah rada2 bosan main di rumah makanya ayah bawa Aisyah keluar. Ke depan sana, ke jalan raya, yang banyak kendaraan yang lalu-lalang oleh mereka yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Biar Aisyah tau bahwa bumi ini ramai, Nak. Makanya jangan bosan, harus senang biar Aisyah bisa bersyukur karena udah Allah kasih tinggal di Bumi. Kalo Aisyah tinggal di Bulan silahkan Aisyah sedih, karena pasti sepi, karena ayah juga gak bakal tinggal disana. Kan ayah bukan astronot, wahai Aisyah! :)
Aisyah udah 9 bulan disini, Ayah baru 27 tahun. Masih muda, masih keren meski Aisyah bilang ayah adalah orang tua hehe. Aisyah anak ayah yang paling tua meski Aisyah belum tua... ya Allah, udah pintar betul hahaa. Udah ngerti sama yang namanya 'bermain', dan gak ingat waktu lagi. Tidur siang udah jarang, asik main, tuh badan makin kurus aja. Juga udah bisa makan roti sendiri pake tangan sendiri, kadang makan pake tangan kiri, kadang makan pake tangan kanan. Hahaa, apa Aisyah belum tau yang mana tangan kanan sama tangan kiri? Kan udah berkali-kali ayah kasih tau hehe. Tetap senang, ya Aisyah, tumbuhlah jadi anak yg shalihah dan cerdas ya, Nak. Amiin.
Affif,
Banda Aceh, 19 January 2013
Aisyah udah 9 bulan disini, Ayah baru 27 tahun. Masih muda, masih keren meski Aisyah bilang ayah adalah orang tua hehe. Aisyah anak ayah yang paling tua meski Aisyah belum tua... ya Allah, udah pintar betul hahaa. Udah ngerti sama yang namanya 'bermain', dan gak ingat waktu lagi. Tidur siang udah jarang, asik main, tuh badan makin kurus aja. Juga udah bisa makan roti sendiri pake tangan sendiri, kadang makan pake tangan kiri, kadang makan pake tangan kanan. Hahaa, apa Aisyah belum tau yang mana tangan kanan sama tangan kiri? Kan udah berkali-kali ayah kasih tau hehe. Tetap senang, ya Aisyah, tumbuhlah jadi anak yg shalihah dan cerdas ya, Nak. Amiin.
Affif,
Banda Aceh, 19 January 2013
Langganan:
Postingan (Atom)