Senin, 05 Agustus 2013

-Judul: Masih dipikirin. Ini coretan tentang apaah?!-



Selamat malam, Muna. Ah atau selamat pagi, wahai Muna yang sedang dimana. Itu terserah kapan kamu senang membaca karya ilmiahku ini. Saya tidak apa-apa, terserah kapan Muna mau datang kemari untuk baca-baca. Apa maunya kamu sedang suntuk lalu kemari. Atau kamunya sedang senang lalu singgah kemari. Ndak apa-apa, yang penting kamu mampir dan baca-baca curhat ilmiah saya. Apa sih yang enggak buat kamu, Muna. Bintang Bulan juga bakal kuambilin jika saja kamu mau. #Hahaa, uhuuuy...guling-guling sendiri di padang rumput. 

Kutulis ini saat sudah jam 00.41 WIB, dimana si Aisyah udah tidur disana, diatas kasur. Biar gak digangguin, soalnya nulis karya ilmiah yang beginian kan harus fokus masyuk, Na. Gak sembarangan waktu bisa, apalagi sambil jagain Aisyah yang lagi sok sibuk-sibuknya ngutak ngatik laptop saya. Bisa-bisa saya mati gaya untuk menggombal. Dan bisa-bisa ke depan reputasi dan ratingku sebagai penggombal ulung turun drastis dimata kamu. Heuheu. Jadinya seperti kata pepatah modern,”Apa guna memesan mie bakso tapi baksonya udah habis”. Atau juga seperti pepatah lain juga bilang, “Apa guna memesan sate, tapi satenya habis, cuma tinggal lontongnya”.  Sia-sia, Na. Hambar.

Hehee, udah jarang nulis surat cinta yang mentel-mentel sih akhir-akhir ini. Maaf beribu maaf, Muna. Saya sayangnya sedang dilalaikan bulat-bulat sama kerjaan ini itu. Ah dasar saya memang begitu, gak tau diuntung, padahal di Bumi sama kamunya kan cuma sebentar, tapi malah malas bikin surat buat kamu. Heuheuheu.

Padahal ngomong-ngomong saya udah banyak di kepala yang mau ditulisin tapi belum kesampaian. Eh, apa saya bikin buku tandingannya Asma Nadia itu aja, ya? Buku yang Catatan hati Yang Cemburu itu, curhat-curhatannya para istri. Jadi saya bikin tandingannya, yakni kumpulan curhatan para suami. Wkwkwk, judulnya lagi dipikirin apa gitu yang mentel dan marketable.  #“Marketable” itu apaan sih? Market = Pasar, Table = meja. Meja pasar? Suwer, abang cuma sok nulis aja tadi. Hahaa. Rosaaak anak muda!

Buku ini saya kira penting, wahai Muna. Baik bagi para suami maupun bagi para istri yang ingin memahami suaminya. Soalnya kami lelaki ini kadang agak ego dikit, merasa lebih gimana gitu daripada istrinya. Seolah-olah kami gak pernah dan gak boleh salah, padahal nyatanya banyak salah. Dan buku ini harus menjadi pelajaran bagi para suami dimanapun mereka berada. Diharapkan dengan mengkhatamkan buku yg berisi kisah-kisah nyata para suami-suami di nusantara ini maka perangai-perangai suami seperti yang sok paten sama istri, ego tinggi, mau menang sendiri, gak tanggung jawab, kurang peka, berperilaku seenak jidatnya, merasa lebih tinggi dari istri dan lain-lain, akan segera berkurang. Sehingga di masa yang akan datang para suami se-nusantara menjadi suami-suami yang disegani di kancah international. Dan otomatis akan tercipta sebuah generasi suami yang madani, mandiri dan kuat dalam bingkai NKRI. Hahahaa. Geli sendiri ngebayangin buku ini hancornya gimana. Dan besar kemungkinan gak bakalan best seller dah. Wkwkwk.

Hm, udahan yah, maunya ngelanjutin membual lagi, cuma mata saya udah susah disogok sama kopi ini. Dasar tukang tidur. Udah hampir jam 2 pagi, wahai Muna yang baik. Terimakasih atas kemauanmu untuk membacanya, iya, itu karena kamu telah paham bahwa membaca itu baik. Makanya kamu datang kemari.  #Hihihi, iya sih membaca itu baik, tapi bukan bacaan yang begini juga kalee! Heuheu..

Hei Muna, aku kirim salam ya, tentu saja itu salam sayang. Syukran ya atas waktunya yang habis direpotkan oleh saya, jangan kapok. hehee. Baarakallah say...:D


Affif-Genk Motor AJI/02 Agustus 2013
Lagi di dikamar, emang mau dimana lagi malem2 begini? :D