Rabu, 26 Oktober 2011

Neptunus Madu

Akibat sudah hampir 9 bulan saya tinggal sekamar dengan si-istri saya yang tercinta. Makan sepiring berdua juga. Minum secangkir berdua juga. Berboncengan pake motor juga hanya berdua hampir 9 bulan ini. Sehingga dengan begitu maka bolehlah kami disebut udah biasa berdua. Oh sungguh manis. Sehingga karena itu pula maka ketika kami pindahkan badan dari Banda Aceh ke Sabang dalam rangka ingin mengecek apakah air laut di sabang masih asin atau nggak maka kami tidak lagi menyebutnya sebagai Bulan madu. Tapi sebagai Neptunus Madu. Tidak ada gitu alasan yang khusus.

Sebelumnya Saya dan si-istri yang baik itu secara pribadi udah pernah dan sering memindahkan badan ke Sabang. Namun ini adalah boleh kita sebut sebagai edisi pertama kami berdua bersama ke Sabang. Meski udah sering ke Sabang, namun kemarin itu entah mengapa Sabang jadi terlihat lebih indah dari sebelumnya gitu. Entahlah. Ini mungkin efek dari orang yang sedang dilamun cinta saja. Hehe.

Ini saya lampirkan photo-photo sebagai bukti bahwa saya dan si-istri bahwasanya benar-benar mengecek air laut di Sabang pake sepeda motor berdua. Oh iya, mengingat istri saya tercinta itu tidak nyaman jika photonya dipublish ke ruang umum seperti blog ato FB begitu maka demi menjaga kenyamanan istri saya itu photo-photonya harus saya sensor lagi. Jadi yang di-upload cuma kira-kira yang dianggap layak untuk dikonsumsi umum.

Photo-photo yang manis dan terlalu mesra hanya akan menjadi konsumsi kami berdua saja. Ini mengingat agar tidak terjadi hal-hal yang kami kuatirkan terjadi setelah orang melihat photo-photo kami itu. Seperti; akan meningkatnya para perjaka dan perawan yang iri dan terburu-buru minta nikah atau dinikahkan. Juga kami tidak ingin makin banyak istri-istri yang memaksa suaminya agar pergi ke suatu tempat dan membikin photo tandingan. Dan hal-hal lainnya…hehe...olrite, Neptunus Maduuu!
















26 Oktober 2011
Affif, yang katanya lagi di Banda Aceh

Senin, 17 Oktober 2011

Perihal Genk Motor AJI.

Bismillah.



1. Nama “Genk Motor AJI”

Maka kita beri namanya itu "Genk", karena apa? Karena biar itu terlihat keren, terlihat bagus juga. Sehingga juga biar terlihat bahwa makna kata “genk” ini adalah merujuk pada sekempulan orang berkumpul yang boleh disebut kumpul-kumpul akibat sama visi, sama tujuan. Dan yang lebih penting gitu adalah biar rame, biar banyak kawan ngobrol.

Ketika kata “genk” disanding dengan kata “motor” maka bagi kalian yang merasa dirinya cerdas akan pasti segera memahami maksudnya. Iya, bahwa ada sekumpulan orang yang itu dipinjamkan Allah harta berupa sepeda motor segala merek yang mereka sengaja berkumpul demi itu orang-orang menyebutnya sebagai sebuah genk. Bukan itu untuk bikin diri pamer-pamer sepeda motor. Bukan juga buat balap-balapan yang justru itu aniaya kepada motor, dan lagi bisa mengganggu orang lain yang barangkali sedang sakit gigi. Namun itu ini adalah sebuah genk motor yang oke, yang itu bersatu-padu demi mengemban sebuah tugas mulia yang insyaAllah berpahala.

AJI adalah dia yang dibikin singkat padahal panjang. AJI menjadikan dirinya sebagai kepanjangan dari ANTAR JEMPUT ISTRI. Sehingga terlihatlah jelas tugas yang itu sangat indah dari genk motor ini. Iya, bahwa mereka adalah genknya para suami yang mendedikasikan waktu dan dirinya untuk mengantar-jemput si-istri demi berharap pamrih berupa pahala dari Allah. Berharap istri tambah sayang juga boleh. Berharap juga si-istri bersyukur bahwa Allah telah mengirimkan dia sebagai suaminya. Boleh-lah suami-suami yang merasa anggota Genk Motor AJI ini merasa dirinya keren. Ow ow ow.


2. Niat Genk Motor AJI
............Nyari pahala..................


3. Keanggotaan Genk Motor AJI

Adapun Syarat keanggotaan Genk Motor AJI antara lain:


a) Keanggotaan terbuka bagi siapa saja yang merasa dia adalah manusia
b) Berkelamin lelaki (waria dan perempuan akan ditolak)
c) Telah memiliki istri sendiri (dibuktikan dengan surat nikah asli + ijazah terakhir di-legalisir basah)
d) Surat keterangan persetujuan dari si-istri yang di teken kepala lorong (pake materai 6000)
e) Memiliki sepeda motor (dibuktikan dengan STNK dan SIM)
f) Memiliki niat untuk naik haji
g) Tidak membuang sampah sembarangan
h) Hemat menabung untuk bersedekah
i) Berbakti kepada orang tua, dan menghormati orang yang lebih tua yang baik akhlaknya.
j) Siap untuk berusaha mesra sama istri
k) Anti-zionist dan berusaha semampu diri memboikot produk-produknya.
l) Mengikuti tata tertib organisasi genk.


4. Ketua Genk Motor AJI

Ketua Genk motor AJI adalah yang disebut dengan Presiden dan Imam besar. Jabatan Presiden dan Imam besar seumur hidup Genk motor AJI adalah saya. Tidak ada pemilihan secara demokratis, tidak ada pergantian ini-itu, tidak ada struktur kepengurusan yang mengikat anggota. Bebas. Anggota bebas berbuat baik dan berakhlakul karimah.

Setiap perbuatan buruk yang bernilai dosa secara kajian syariat maka dosanya ditanggung sendiri oleh pelaku, dan otomatis menggugurkan keanggotaan di genk. Kalau tidak setuju dengan aturan ini maka silahkan bikin genk sendiri yang katanya lebih demokratis. Tapi jangan iri karena Genk Motor AJI lebih bagus dan tentu saja keren.


5. Lambang dan bendera “Genk Motor AJI”
...Belum ada, lagi dipikirin.


Motto: Kami Insya Allah siap mengantar kemanapun jauh si-istri ingin melangkah.



Note: Bagi yang sudah tak tahan ingin mendaftar maka silahkan mendaftar. Bagi yang telah dirinya mendaftar maka harap sabar dalam menunggu yang namanya itu kartu anggota. Agar dengan begitu terlihat keren dan indah Genk motor AJI ini.


Affif Herman, 14 oktober 2011
ecek-eceknya poklamator kemerdekaan Genk motor AJI

Rabu, 12 Oktober 2011

Bersin jodoh


[Jangan percaya, kalau saya bilang kereta api di gambar ini ada di Indonesia tanah air tumpah darahmu.]


Lalu pada tahun 1980-an akibat dia dibikin bergerak, maka bergerak-lah dia. Iya, kereta api itu. Kereta yang itu banyak membawa orang-orang yang mau masuk ke dalam perutnya, dan acuh pada yang tak mau. Dia bikin badannya yang panjang itu bergerak dari Jakarta ke Yogyakarta. Santai saja gayanya. Dia tetap itu berlari cepat meski perutnya kenyang, akibat dimasuki dan diduduki oleh hampir itu seribuan orang. Apa tidak capek kamu, kereta api? insyaAllah mungkin jawabannya pasti capek, atau mungkin juga tidak, atau apalah, susah kalau cuma diduga-duga.

Lalu di salah satu kursi di dalam perut kereta api itu ada seorang yang dulu dia masih boleh disebut pemuda. Meski sejujurnya saya yakin dia kalau ada umur sampai sekarang pasti adalah yang disebut sebagai orang yang sudah tua. Herannya, pemuda itu duduk dia dengan tenang di dalam perut kereta api. Apa dia tidak takut berada di dalam perut itu? Kenapa dia diam saja. Bukankah lebih menarik jika dia ketakutan sehingga kita yang membaca kisahnya menjadi penasaran dan dag-dig-dug gitu. Tapi karena dia duduk diam saja, ya sudah tak apa. Mungkin dia itu lagi bikin dirinya asyik melihat pemandangan diluar jendela sambil mendengar suara si-roda dan rel yang terus berciuman sepanjang Jakarta-Yogyakarta.

“Hatsyiiiiiimmmm….!! “. Pemuda itu tiba-tiba bersin. Dan asal kamu tahu saja, bahwa tak satupun dari hampir seribu orang yang ikut di telan oleh perut kereta api itu telah memprediksikan bahwa si pemuda itu akan bersin. Jadinya ya sebagian besar dari mereka bersikap biasa-biasa saja gitu. Bersin bukan-lah hal yang luar biasa bagi mereka. Bagi saya juga. Bagi kamu juga. Bagi Presiden juga.

“Alhamdulillah” ujarnya, sambil itu tadi menutup mulut dan hidungnya dengan telapak tangan. Agar itu orang di depan dan sampingnya dengan begitu tidak terlalu terganggu. Namun saya menduga, mungkin dia sesekali mau juga itu menutup dengan telapak kaki, tapi mungkin dia takut dikira sinting, makanya mungkin dia itu menjadi urungkan niat begitu. Atau mungkin juga tidak sih, atau apalah, susah juga kalau cuma di duga-duga.

Berselang beberapa detik, ada yang itu menyahut, “Yarhamukallah…”. Ow ow ow, dia yang menyahut ada itu disitu duduk dia di seberang pemuda itu rupanya. Makhluk Allah yang kita sebut dengan perempuan dia. Berjilbab rapat dia. Dan dia-lah pemilik sahutan atas bersin itu tadi. Dan lagi hanya itulah satu-satunya sahutan di dalam yang boleh kita sebut sebagai gerbong kereta itu. Tentu pemuda itu adalah dia yang tidak mengenali siapa itu perempuan berjilbab. Dan tentu perempuan itu juga menjadi dia yang juga tidak mengenali siapa pemuda yang tidak berjilbab itu.

Dia sudah berjilbab ketika itu yang di tahun 1980-an, padahal sangat langka ada yang mau begitu. Mungkin banyak juga yang itu namanya takut. Berjilbablah kamu di tahun itu dan siap saja dituding ekstrem kanan oleh orang-orang ramai. Oleh pemerintah juga, khususnya si-Ali Moertopo cs. Tak ada itu yang namanya bebas mengekspresikan simbol-simbol keislaman. Dulu itu juga tak mudah ada itu yang menjalankan etika sahutan ketika ada saudara se-akidah bersin. Sekarang mungkin sudah banyak kan ya, atau mungkin juga tidak, atau apalah, susah juga jadinya kalau dari tadi cuma di duga-duga terus. Hehe.

Ganjil jadinya menurut pemuda yang sebenarnya lelaki tersebut. Kejadian tadi tentu sebenarnya membikin dia itu merekam di hati. Diam-diam. Aih…aih...mungkin saat itu ada pelangi di atas langit sana. Mungkin bunga-bunga di sepanjang jalan itu pun bermekaran. Mungkin juga langit sedang saat itu adalah indah kelihatannya. Atau mungkin saja tidak, sulit kalau cuma di duga-duga, apalagi saya itu sengaja mendramatisir keadaan.

Lalu tibalah saatnya dimana kereta api boleh istirahat di yang namanya stasiun. Di Yogyakarta. Di pulau Jawa. Di negara Indonesia tanah air tumpah darahmu, disanalah kamu berdiri. Keluarlah beramai-ramai orang yang tadi di telan oleh kereta api. Semuanya keluar melalui pintu, biar ecek-eceknya dibilang kompak gitu.

Rupa-rupanya adalah sama antara lelaki yang muda itu dengan perempuan berjilbab itu turun, di Yogyakarta juga. Lalu lelaki muda itu bikin dirinya berani, seolah-olah dengan begitu dia boleh disebut pemberani, padahal tidak. Tidak dia sebut namanya kepada perempuan itu, juga tidak dia bikin dirinya bertanya siapa nama perempuan itu. Dia hanya meminta nama orang tua dan alamatnya si-perempuan, itu saja. Saya yakin lelaki itu juga tidak meminta uang kepada perempuan itu.

Berselang-lah beberapa hari. Dimana dia yang kita sebut lelaki muda tidak berjilbab di atas adalah dia yang menjumpai ayah dari yang kita sebut perempuan berjilbab di atas tadi. Dan berceritalah dia akan niatnya yang baik dan tulus untuk menggenapkan segenap agamanya bersama perempuan yang itu putri si-bapak.

“Mas Fulan mengenal putri saya?”

“Belum, Pak.” Pemuda yang sebenarnya lelaki itu menjawab singkat.

“Kok bisa? Sebab, putri saya banyak…”

Dan…dan…dan…tak lama setelah pertemuan itu, ketika di tahun yang saya belum ada di bumi ini, si-pemuda bersin tidak berjilbab dan perempuan penyahut bersin berjilbab itu akhirnya sama-sama duduk di pelaminan. Resmi menjadi kekasih yang halal secara hukum agama. Dan sekian-lah cerita ini begitu.

Merupakan ini kisah nyata yang itu pernah saya baca dari blog orang, dan saya bikin diri menceritakannya kembali. Agar itu ada hikmah barangkali, ada pelajaran barangkali, ada juga kebaikannya barangkali yang bisa diambil. Oh begitulah.



00.17 WIB. 12 Oktober katanya tahun 2011.
Affif Herman, lagi mau bikin badan tidur.

Rabu, 05 Oktober 2011

Kepada para suami-suami!



Kepada para suami teladan se-nusantara,

Kepada para suami yang baik hati,

Kepada para suami yang mentel,

Kepada para suami yang brengsek,

Kepada para suami yang cerewet banyak nuntut ini-itu,

Kepada para suami yang sering dan jarang merayu istri,

Kepada para suami yang sedang belajar jadi baik,

Kepada para suami yang banyak utang,

Kepada para suami yang romantis dan yang kaku,

Kepada para suami yang malas atau rajin membaca,

Kepada para suami yang rajin atau jarang ngajak istri jalan-jalan,

Kepada para suami yang udah poligami,

Kepada para suami yang rajin ke salon dan ikut les menari balet (suami yang aneh),

Kepada para suami yang gak pernah nulis surat cinta ke istri,

Kepada para suami yang merasa ganteng,

Kepada para suami yang pandai bersyukur,

Kepada para suami yang rajin shalat dan ngaji

Dan kepada yang lain-lain yang sedang merasa dirinya menjabat sebagai suami dimanapun Anda berada;

Oh apakah kalian saat ini adalah mereka yang dirinya kesulitan ketika membersihkan lantai dan dinding kamar mandi atau toilet yang penuh dengan bintik-bintik hitam dan noda yang katanya bandel? Dan kalian selalu berusaha untuk membersihkannya agar usaha itu terlihat di depan istri. Agar dengan begitu si-istri senang, sehingga dia juga mau memuji kalian seolah-olah kalian adalah suaminya yang OKE, iya, kan? Iya saya paham itu.

Memang bintik-bintik noda hitam di keramik kamar mandi/toilet terkadang itu susah diusir. Akibat mereka telah merasa itu sebagai rumahnya sendiri. Tentu saya tak bisa tinggal diam dan membiarkan ini terjadi. Sehingga apa? Sehingga tentu saja saya kali ini akan membantu kalian. Ah, tidak usah-lah berterimakasih dan ingin berniat membayar saya nanti, meski saya tidak menolak. Namun, anggap-lah ini sebagai bantuan yang saya ikhlas dengan itu. Karena apapun itu saya adalah dia yang kini juga sudah boleh itu dipanggil sebagai seorang suami, sama seperti jabatan kalian itu. Oh inilah dia yang ecek-eceknya disebut sebagai “Solidaritas Kaum Suami”.

Nah, agar tulisan ini cepat berakhir. Dan agar saya tidak banyak mikir-mikir juga. Dan agar kalian segera tercerahkan dan tentram jiwanya. Langsung saja ya, sekarang kalian beli-lah softdrink seperti Coca-cola atau Pepsi. Siramlah softdrink itu ke lantai dan dinding keramik kamar mandi/toilet yang dia-nya ingin kalian bersihkan. Setelah itu maka jadikanlah diri kalian sebagai suami yang bersabar menunggu selama 45-60 menit. Biarlah dia yang kita panggil dengan softdrink itu bekerja dengan tenang dan tentram tanpa ada gangguan. Percayalah kepada mereka.

Dan, Eng-ing-eng!!...setelah kalian tadi menjadi suami yang ecek-eceknya bersabar, maka selanjutnya siramlah keramik kamar mandi/toilet itu tadi dengan air (jangan sesekali siram pake sirup, mubazir). Dan itulah dia ‘Asam sitric’ yang terkandung dalam minuman Coca-cola atau Pepsi tadi yang dia-nya telah bekerja dengan keras serta ikhlas untuk membersihkan noda-noda yang dulunya kalian resah-risaukan.

Mudah-mudahan dengan begitu maka menjadilah kamar mandi dan toilet kalian bersih dan mengkilap, juga mewangi. Sehingga apa? Sehingga menjadi senanglah istri kalian itu. Sehingga dia yang itu kalian cintai karena Allah memberi kalian itu dengan yang namanya ciuman. Oh sungguh kalian telah menjadi suami yang dia selama ini impi-impikan. Wow!

Selamat berjuang wahai para suami!! Hidup para suami nusantaraaa!! Hancur Zionist! Hancur kapitalis!!



#niat nulisnya; biar blog ni updet, biar kalian senang, biar saya dapat pahala...hehe2



05 Oktober 2011, di Ketapang, di kantor, lagi sore, lagi hujan, lagi nunggu hujan selesai turun ke Bumi.
Affif Herman, Presiden Genk Motor Antar Jemput-Istri (Genk Motor AJI)

Selasa, 04 Oktober 2011

Mau nulis, gak sempat tapi...(gaya)

Mau nulis, gak sempat tapi.
halah, gaya. Sok sibuk.

Mau nulis, gak sempat tapi.
halah, gaya. SBY aja sempat nulis lagu dan bikin album

Mau nulis, gak sempat tapi.
halah, gaya. Malas aja pun, banyak kali bacot.

#hehehe...ini betol2 gak jelas apa yang mau di tulis...



04 oktober 2011
Affif Herman, lagi di Banda, lagi di kantor, lagi duduk, kayaknya lagi di-serang rindu juga. haha2.